Jakarta (ANTARA) - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu mengemukakan bahwa pembangunan pusat kendaraan elektrik atau EV Center di kota-kota besar bisa memperluas akses masyarakat terhadap informasi mengenai teknologi mobil listrik.

Saat dihubungi ANTARA melalui layanan pesan singkat pada Jumat, dia menyampaikan bahwa pusat kendaraan elektrik (Electric Vehicle/EV) tidak hanya berisi ruang pamer, tetapi juga sarana edukasi untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya transisi menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

​​​​​​"Lokasi strategis di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan akan membantu menarik perhatian masyarakat dan mempromosikan inovasi yang mungkin dapat mengubah kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang manfaat EV, yang juga dapat menghambat pencapaian target," katanya.

"Dengan adanya ruang edukasi dan hiburan, pusat ini berpotensi menarik segmen anak muda yang tertarik pada inovasi teknologi dan kendaraan ramah lingkungan," kata Yannes.

Pembangunan EV Center di kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Batam, Makassar, Medan, dan Denpasar, menurut dia, akan mendukung upaya peningkatan adopsi kendaraan elektrik serta menghadirkan peluang ekonomi di kota-kota tersebut.

Baca juga: Periklindo majukan pusat kendaraan listrik di tujuh titik

Baca juga: Fasilitas pembelajaran elektrifikasi xEV Center diluncurkan

Yannes mengemukakan pentingnya menyelaraskan upaya untuk mendorong peningkatan penggunaan mobil listrik dengan penanganan tantangan-tantangan dalam proses adopsi kendaraan elektrik.

"Infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di beberapa kota belum memadai, sehingga dapat menghambat perkembangan lebih lanjut. Jadi, seyogianya berjalan paralel dengan percepatan pembangunan infrastruktur charging EV," katanya.

Menurut dia, kegiatan edukasi mengenai pemanfaatan kendaraan elektrifikasi juga perlu ditingkatkan mengingat sampai sekarang masih banyak warga yang belum familier dengan teknologi elektrifikasi kendaraan.

Ia mengatakan bahwa masih banyak orang Indonesia yang mengkhawatirkan kemampuan jelajah mobil listrik, ketahanan baterai kendaraan elektrik, dan ketersediaan sarana pengisian dayanya.

"Penggunaan EV juga memerlukan pemahaman tentang keselamatan, baik dari segi pengisian daya maupun cara berkendara yang berbeda, karena instant torque yang dimiliki EV. Edukasi ini akan membuat pengguna lebih siap dan aman dalam bertransisi," kata Yannes.

Yannes berharap pembangunan EV Center bisa menjadi bagian dari solusi dalam proses adopsi kendaraan elektrik yang lebih luas, terinformasi, dan berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Volvo ubah strategi adopsi mobil listrik penuh

Baca juga: Pengamat proyeksikan penjualan kendaraan elektrik tumbuh walau pelan

Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024