Jakarta (ANTARA) - Mobil BEV (Battery Electric Vehicle) dan mobil hybrid menjadi dua jenis yang kerap dibandingkan ketika berbicara mengenai tren kendaraan elektrifikasi atau mobil listrik saat ini.

Meskipun keduanya menawarkan solusi yang sama untuk mengurangi dampak lingkungan, namun dua jenis mobil elektrik ini memiliki perbedaan. Lantas, apa perbedaan mobil BEV dan hybrid?

Mobil BEV

Mobil BEV merupakan jenis mobil istrik murni yang sepenuhnya mengandalkan tenaga baterai untuk bergerak dan pengisian daya dilakukan melalui external charger. Mobil BEV bergantung pada daya baterai lithium-ion sebagai moda penggeraknya.

Adapun untuk pengisian tenaga baterainya bisa diisi ulang dengan mengandalkan saluran listrik dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau sistem isi ulang yang bisa dibangun sendiri di rumah.

Jadi, mobil listrik ini jadi tidak menggunakan bahan bakar minyak (bensin) sama sekali dan tidak mengeluarkan emisi gas buang selama digunakan. Mobil listrik ini juga suaranya cenderung lebih halus dan tidak menimbulkan polusi dari knalpot. Sehingga mobil listrik dianggap sebagai pilihan yang ramah lingkungan.

Namun, mobil BEV harganya cenderung mahal karena bergantung dari baterai yang digunakan. Selain itu, dalam menggunakan mobil listrik ini juga perlu diperhatikan jarak tempuhnya dan kecepatannya. Semakin jauh jarak tempuh dan tingginya kecepatan, mobil akan lebih cepat kehabisan daya dan memerlukan pengisian daya lebih sering.

Mobil Hybrid

Mobil hybrid atau hibrida merupakan mobil yang mengkombinasikan penggunaan dua sumber energi untuk mode penggeraknya, yakni mesin pembakaran minyak/bensin dan listrik dari baterai yang diolah oleh motor listrik.

Mobil jenis ini berasal dari dalam mesin, mendapatkan sumber tenaga dari proses pengolahan sisa putaran bahan bakar mobil ditambah dengan energi dari motor listrik. Mesin bensin dan mesin motor listrik dapat bekerja bersamaan atau sendiri-sendiri.

Baterai mobil ini juga dapat diisi ulang melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), mesin bensin juga dapat diaktifkan jika daya baterai habis. Jadi, hal ini memungkinkan penggunaan bahan bakar, tetapi juga menyediakan opsi untuk menggunakan listrik.

Mobil hybrid juga dapat mengurangi emisi karena bisa menggunakan motor listrik jika baterai terisi penuh. Suara mesin dan getaran mobil hybrid juga lebih halus. Sehingga mobil ini pun juga dianggap sebagai pilihan yang ramah lingkungan.

Selain itu, mobil hybrid juga harganya lebih murah dibandingkan mobil BEV. Namun, mobil hybrid menghasilkan tenaga yang lebih kecil daripada mobil yang menggunakan satu sumber daya, sebaiknya tidak digunakan dengan kecepatan tinggi.
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024