"30 persen mobil di Jepang bahkan sudah hybrid," kata Presiden Direktur PT Honda Prospect Motor Tomoki Uchida saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis.
Hanya saja, jajaran mobil hybrid Honda masih sulit masuk ke Indonesia. Uchida beralasan bahwa pihaknya masih akan mempelajari market mobil hybrid di Indonesia.
"Kami harus mempelajari soal harga dan regulasinya di Indonesia," katanya.
Terutama masalah harga. Uchida menyebutkan bahwa di Jepang mobil hybrid diberikan insentif tertentu dari pemerintah sehingga bisa berkembang. Sedangkan di Indonesia, sistem insentif mobil hybrid belum ada.
"Insentif itu sangat penting karena berkaitan dengan harga," katanya.
Lebih lanjut, Uchida menjelaskan bahwa harga menjadi faktor penting saat memperkenalkan varian hybrid.
Mobil Honda yang diklaim ramah lingkungan lainnya selain hybrid, kata Uchida sudah ada. Namun, belum bisa masuk ke Indonesia karena terbentur standar bahan bakar.
"Di Indonesia, standarnya masih Euro 2. Di Jepang mobilnya sudah Euro 4 ke atas. Kalau penyedia BBM bisa meningkatkan kualitas, mungkin saja membawa mobil Honda ke sini," katanya.
Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013