Kami harapkan proses aplikasi tidak terlalu lama, kurang lebih satu bulan saja untuk memperoleh persetujuan, sehingga kami bisa segera memproduksi LCGC.
Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan bahwa pihaknya mengharapkan mobil murah ramah lingkungan atau low cost and green car (LCGC) bisa mulai diproduksi pada bulan Juli 2013 mendatang.

"Kami mengharapkan pada akhir Juli atau awal Agustus 2013 bisa memulai produksi mobil murah ramah lingkungan tersebut," kata Ketua Gaikindo Sudirman MR, di sela-sela acara Diskusi Kelompok Penyusunan Platform Kebijakan Industri Nasional, di Jakarta, Selasa.

Sudirman mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu peraturan teknis terkait LCGC yang akan dikeluarken oleh Kementerian Perindustrian, agar para produsen otomotif bisa segera mengajukan aplikasi.

"Kami harapkan proses aplikasi tidak terlalu lama, kurang lebih satu bulan saja untuk memperoleh persetujuan, sehingga kami bisa segera memproduksi LCGC," ujar Sudirman.

Sudirman mengatakan, hingga saat ini sudah ada enam perusahaan otomotif yang menaruh minat pada program pemerintah tersebut, beberapa perusahaan tersebut adalah Daihatsu, Toyota, Suzuki, Nissan, Honda dan Mitsubishi.

"Mereka sudah menyatakan berminat dan selalu mengikuti pembicaraan dengan Kementerian Perindustrian, namun apakah mereka akan mengajukan aplikasi untuk LCGC, masih tergantung dari kebijakan mereka sendiri," kata Sudirman.

Menurut Sudirman, salah satu produsen seperti Daihatsu, sudah mampu memiliki kapasitas produksi untuk LCGC sebanyak 10.000 unit per bulan yang saat ini masih dipergunakan untuk memproduksi Daihatsu Xenia.

"Sementara untuk bahan bakar, kendaraan yang diproduksi sesungguhnya diperuntukkan untuk konsumsi bahan bakar non-subsidi atau yang memiliki oktan tinggi," kata Sudirman.

Sudirman menjelaskan, kendaraan yang menggunakan bahan bakar subsidi tersebut sesungguh berisiko untuk mengurangi daya tahan mesin.

Selain itu, lanjut Sudirman, LCGC yang nantinya akan diproduksi tersebut masih dikhususkan untuk pasar dalam negeri, dan hingga saat ini belum ada rencana untuk menjangkau pasar luar negeri.

"Jika pasar dalam negeri sudah sukses, dan kapasitas produksi lebih, baru kami akan melihat peluang ekspor," ujar Sudirman.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013