"Jika kita lihat, bodi dari mobil biasa dan listrik itu kelihatannya memang sama. Mereka memiliki ban yang sama, dan lainnya. Yang berbeda adalah baterai dan sistem IT-nya (teknologi). Sehingga, sistem teknologi ini sangat berperan dalam pengembangan kendaraan listrik (EV), dan inovasinya pun terus berkembang," kata Djoko diskusi "Artificial Intelligence & Autonomous Ecosystem di Indonesia" di Jakarta, Rabu.
Adapun Djoko memaparkan beberapa inovasi teknologi dalam pengembangan EV antara lain penggunaan kecerdasan buatan (AI), machine learning, hingga pengembangan kendaraan listrik otonom (self-driving).
Baca juga: IEMS 2022 diharap jadi tolok ukur percepatan program kendaraan listrik
Ia menilai, AI memiliki potensi yang bisa diterapkan di sektor energi. Pertama adalah Smart Grids. Djoko mengatakan, AI dapat melakukan fungsi menentukan keluaran energi optimal yang diperlukan untuk memenuhi beban sistem dengan biaya serendah mungkin secara otomatis dan real-time.
"Hal ini dengan menggunakan data tentang kondisi cuaca di masa lalu dan sekarang, serta pasokan, permintaan dan harga energi, kemampuan prediksinya menjadi lebih tajam dan waktu respons pun menjadi lebih cepat," ujarnya.
Selanjutnya, AI bisa dimanfaatkan dalam perdagangan energi. Kemampuan prediktif yang dimiliki AI dapat membantu dalam melindungi cadangan dan infrastruktur energi.
"Di Eropa, produsen listrik dapat mengetahui perkiraan harga energi sehingga dapat memberikan keuntungan dalam proses trading energi," kata Djoko.
Potensi AI ketiga yang bisa dimanfaatkan adalah dalam operasi dan pemeliharaan (O&M). Menurut Djoko, AI juga dapat digunakan dalam proses O&M pembangkit listrik seperti pemeriksaan kondisi PLTS dengan bantuan drone termal.
Baca juga: BRIN kembangkan mobil listrik tanpa pengemudi
"Penggunaan AI juga dapat mendukung peningkatan produksi system dengan melakukan pengaturan posisi, baik untuk PLTS dan PLTB menyesuaikan arah matahari dan angin," ujar dia.
Lebih lanjut, Djoko juga mengatakan bahwa transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu fokus Presidensi G20 Indonesia.
Djoko melanjutkan, transisi energi menuju pemulihan dan produktivitas berkelanjutan harus memperkuat sistem energi bersih global dan transisi yang adil melalui sekuritas aksesibilitas energi, peningkatan teknologi energi cerdas dan bersih, serta memajukan pembiayaan energi.
Mengutip data dari Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat melimpah yaitu sekitar 3.000 GW, dimana potensi panas bumi sebesar 24 GW.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sampai dengan Juli 2022 adalah sebesar 2.576 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 5 persen per tahunnya.
Talkshow "Artificial Intelligence & Autonomous Ecosystem di Indonesia" ini diselenggarakan dalam serangkaian pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari 28 hingga 30 September 2022.
Baca juga: Pengamat: Ekosistem EV dimulai dari tata ulang sistem energi nasional
Baca juga: GAIKINDO: Kendaraan listrik adalah kendaraan masa depan
Baca juga: BRIN akan fokus untuk kuasai teknologi kunci mobil listirk
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022