"Kiat Esemka ini dirakit oleh para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo Raya. Mobil "Kiat Esemka" tersebut merupakan generasi ketiga, jadi sudah mengalami penyempurnaan atau perbaikan dua kali.
Mobil Kiat Esemka rakitan para siswa SMK Negeri 2 Solo, yang diperuntukkan mobil dinas Joko Widodo (Jokowi) dan satunya lagi rakitan pelajar SMK Warga Solo diperuntukan mobil dinas Hadi Rudyatmo (Rudy), sebenarnya sudah dibawa keliling ke berbagai kota besar di Indonesia untuk dipamerkan, tetapi tidak ada yang memperhatikan.
"Kedua mobil tersebut sebenarnya sudah dipamerkan di beberapa kota besar di Indonesia, seperti di Jakarta saja tiga kali, Bandung, Semarang dan di Solo sendiri, tetapi tidak ada yang pernah menaruh perhatian, apalagi wartawan, mendekat saja tidak mau, kok menulis," kata Jokowi.
Mobil Kiat Esemka "jadi heboh" semenjak digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Surakarta dan Wakil Wali Kota Surakarta, meskipun hanya dua hari, yaitu tanggal 3-4 Januari 2012.
Jokowi dan Rudy menggunakan mobil Kiat Esemka sebagai mobil dinas hanya berlangsung dua hari dan setelah itu dikandangkan karena kelengkapan surat-suratnya belum ada. Meski hanya digunakan selama dua hari, tetapi telah sempat dibawa keliling kota Solo.
Sukiat, pendamping perakitan mobil SMK tersebut mengatakan, harga mobil itu Rp95 juta per unit. Ini kalau diproduksi massal. "Komponen mobil ini sebagian besar buatan anak-anak SMK yang ada di Solo Raya," katanya.
"Kami berharap setelah Pak Jokowi dan Pak Rudy mau memakai mobil rakitan dari anak-anak SMK di Solo Raya, nantinya bisa berkembang dengan baik dan para pejabat lainnya juga mau mengikuti menggunakan mobil ini untuk dinas maupun pribadi," katanya.
Kepala SMK Negeri 2 Solo Susanto dan Kepala SMK Warga Solo Heru Munandar setelah menyerahkan mobil tersebut, mengatakan untuk perawatan tidak ada masalah. "Mekanik kami siap 24 jam untuk memberikan pelayanan apabila ada masalah di kedua mobil yang dipergunakan oleh Pak Jokowi dan Pak Rudy," katanya.
Di negara-negara produsen mobil seperti di Jepang dan Korea, awal produksi mobil juga seperti yang dilakukan oleh para siswa SMK di Solo Raya ini. Melalui sistem ini akan memperkokoh ketahanan ekonomi khususnya untuk produsen mobil.
"Menggunakan mobil dinas dengan buatan sendiri ini sama saja mencintai produknya sendiri, maka kami juga memakai produksi sendiri," kata Rudy.
Mobil "Kiat Esemka" yang dirakit pelajar SMK dan Kiat Motor yang kemudian sementara waktu dikandangkan karena belum memiliki surat-surat resmi.
Selain itu belum memiliki perizinan. Kendaraan tersebut juga belum dilengkapi dengan surat-surat. Ia mengaku bahwa pihaknya sudah mengurus surat dan perizinan untuk mobil tersebut sejak dua tahun lalu.
Perizinan tersebut diajukan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. "Tapi sampai saat ini izin itu belum keluar," katanya.
Mobil Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengatakan, pemerintah perlu memfasilitasi produksi massal Esemka sebagai mobil nasional (mobnas). "Sebagai negara berpenduduk ke empat terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar industri otomotif sangat potensial, baik mobil maupun sepeda motor," katanya.
Dia mengatakan, munculnya mobil Esemka harus bisa dijadikan momentum untuk memproduksi mobnas. "Sudah saatnya kita berdikari dalam memenuhi kebutuhan mobil dan motor kita sendiri," katanya.
Ia mengatakan, melihat potensi pasarnya, industri mobil dan sepeda motor nasional patut dijadikan industri strategis. Terlebih jika benar dalam beberapa hari saja mobil Esemka, rakitan siswa-siswa SMK ini, telah mendapat pesanan hingga ribuan unit.
"Fenomena mobil Esemka ini luar biasa, belum diproduksi secara massal saja sudah banyak dipesan," katanya.
"Jadi, masalahnya, tinggal mau membuat industri mobil nasional atau tidak."
(J005)
Pewarta: Joko Widodo (redaktur LKBN AN
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012