Jakarta (ANTARA) - Layanan transportasi umum Biskita Transpakuan Bogor pada Selasa resmi beroperasi dan diuji coba untuk koridor 5 rute Stasiun Bogor – Ciparigi dengan 10 unit bus.

Sebelumnya pada Senin (1/11), Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, telah mereduksi 30 unit angkutan kota (angkot) untuk mengkonversikannya menjadi 10 unit bus yang beroperasi pada tahap awal hari ini.

Pemkot juga mulai menarik izin operasional 147 angkot secara bertahap hingga akhir November, menggantikannya dengan 49 bus Transpakuan.

Baca juga: Kadishub Kota Bogor jelaskan syarat gratis naik Bus Kita Trans Pakuan

"Babak baru layanan ini juga merupakan hasil dari kematangan konsep dan komunikasi antara stakeholder baik pemkot, BPTJ, Kemenhub, Organda, dan juga pengemudi angkot,” kata Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam peluncuran Biskita Transpakuan di Balai Kota Bogor,  Selasa.

Layanan transportasi massal ini adalah upaya bersama antara Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Pemerintah Kota Bogor melalui subsidi berbasis skema Buy The Service (BTS) dan mengusung konsep Bus Rapid Transit (BRT).

Bima mengatakan konsep konversi harus dijalankan secara jujur dan adil, yakni sebanyak tiga angkot dikonversi menjadi satu bus atau 3:1.
​​​​​​
Proses konversi tersebut dilakukan melalui dua opsi langkah, yaitu menghancurkan unit kendaraan yang sudah tidak laik atau mempelathitamkan unit kendaraan yang masih laik jalan.

Baca juga: Diganti bus, operasional 147 angkot Kota Bogor diberhentikan bertahap

“Angkot yang dibesituakan memang tidak layak jalan. Angkot yang masih layak jalan diplathitamkan dan mungkin saja digunakan untuk hal2 lain yang bermanfaat tapi tanpa digunakan sebagai angkutan kota,” ujarnya.

Pengemudi angkot yang kendaraannya dikonversi, kata Bima. akan direkrut dan dilatih menjadi pengemudi atau mekanik, dengan syarat usia tidak lebih dari 50 tahun, memiliki SIM, dan pendidikan minimal SMA.

Saat ini tidak semua pengemudi angkot merupakan lulusan SMA, namun, kata Bima, PDJT dan Dishub Kota Bogor memiliki inisiatif untuk membantu mereka dengan menyediakan kejar paket sehingga bisa setara dengan lulusan SMA.
(Dari kiri ke kanan) Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto saat mengikuti uji coba Biskita Transpakuan koridor 5 rute Stasiun Bogor – Ciparigi di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/11/2021). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)


Biskita Transpakuan terintegrasi dengan layanan digital, mulai dari sistem pembayaran hingga pengawasan.

Sama seperti Transjakarta, pembayaran bisa dilakukan menggunakan e-money. Untuk memudahkan penumpang, Biskita Transpakuan menyediakan aplikasi untuk memantau jarak kedatangan maupun keberangkatan bus.

Baca juga: Bus Trans Pakuan siap mengaspal gantikan angkot Kota Bogor

Aplikasi bisa diunduh melalui Play Store untuk perangkat yang berbasis Android.

Pelibatan teknologi digital juga dilakukan dengan pemasangan berbagai peralatan berbasis internet Internet of Things (IoT), seperti passenger counting, GPS Tracking, dan camera surveillance pada setiap unit bus, untuk mendukung aspek monitoring, pengawasan, dan keselamatan.

Untuk tahap awal, Biskita Transpakuan Bogor akan digratiskan hingga akhir tahun. Bima mengatakan tarif resmi bus masih akan dikaji lebih lanjut.

“Nanti akan kami kaji. Tapi, tadi kami sudah tanya ke bapak-bapak dan mahasiswi (yang naik) tadi, kata mereka, ya, Rp5.000 sampai Rp6.000 mungkin masih bisa,” tuturnya.

Secara keseluruhan program BTS di Kota Bogor direncanakan akan tersedia 49 unit bus dengan empat koridor, meliputi Koridor 1 Teriminal Bubulak – Sidangiang; Koridor 2 Terminal Bubulak – Ciawi; Koridor 5 Ciparigi – Stasiun Bogor; dan Koridor 6 Parung Benteng – Air Mancur Bogor.

Baca juga: Biskita Transpakuan Bogor mulai beroperasi di koridor 5 hari ini
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021