Dilansir dari Yonhap, Jumat, Hyundai akan menghentikan operasi pabrik Asan, 100 kilometer sebelah selatan Seoul, yang memproduksi sedan Grandeur dan Sonata, dari Senin hingga Selasa, kata juru bicara perusahaan melalui telepon.
Sebelumnya, produsen mobil terbesar di Korea Selatan itu mengatakan akan menangguhkan pabrik nomor satu di Ulsan, 414 km sebelah tenggara Seoul, yang memproduksi mobil listrik IONIQ 5 dan SUV subkompak Kona, dari 7 hingga 14 April karena kurangnya suku cadang chip.
Baca juga: Hyundai bahas strategi industri otomotif berkelanjutan untuk Indonesia
Penundaan terjadi di tengah kurangnya suku cadang semikonduktor yang digunakan dalam sistem kamera kendaraan depan Kona dan masalah di lini produksi Hyundai Mobis Co., yang meluncurkan motor traksi untuk IONIQ 5.
Dengan penghentian produksi tersebut, perseroan memperkirakan kerugian produksi 6.000 unit Kona dan 6.500 unit IONIQ 5.
Di atas rencana penangguhan, Hyundai mengurangi kerja lembur pada akhir pekan pertama bulan ini di pabrik nomor tiga Ulsan, yang memproduksi Avante compact, karena kurangnya unit kontrol listrik (ECU).
Produsen mobil itu juga akan membatalkan kerja lembur di pabrik nomor tiga Ulsan akhir pekan ini karena masalah suku cadang, kata juru bicara itu.
Hyundai memiliki tujuh pabrik domestik, lima di Ulsan, satu di Asan, dan satu di Jeonju, serta 10 pabrik di luar negeri, yakni empat di China dan masing-masing satu di Amerika Serikat, Republik Ceko, Turki, Rusia, India, dan Brasil. Kapasitas gabungan mereka mencapai 5,5 juta kendaraan.
Baca juga: Hyundai luncurkan Alcazar di India
Baca juga: Hyundai New Santa Fe resmi mengaspal di Indonesia
Baca juga: Genesis "recall" G80 dan GV80 karena resiko kebocoran bahan bakar
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021