Jakarta (ANTARA) - Honda dan Isuzu memperkuat kemitraan pengembangan kendaraan berbahan bakar sel (fuel cell vehicle/FCV) menggunakan hidrogen pada truk di kelas berat (heavy duty).

Kesepakatan itu akan berjalan selama dua tahun. Isuzu akan menguji sistem meneruskan tenaga ke mesin untuk menjalankan kendaraan (powertrain) sel bahan bakar Honda yang dirancang untuk mobil penumpang dan truk komersial Isuzu, kata perusahaan itu dilansir Reuters pada Rabu (15/1).

Kemitraan itu akan membuka pintu bagi kedua pabrikan untuk saling menggunakan teknologi di segmen kendaraan yang lebih luas, misalnya mobil listrik.

"Meskipun kami telah melakukan penelitian dan pengembangan yang luas ke dalam FCV penumpang, kami belum dapat mempelajari cara terbaik untuk menerapkan teknologi ini pada kendaraan komersial," kata juru bicara Honda.

Baca juga: Toyota yakini hidrogen Mirai akan sesukses hybrid Prius

Baca juga: Hyundai memulai jual mobil hidrogen Nexo di Korea


Saat ini, banyak pabrikan otomotif mengembangan mobil listrik bertenaga baterai untuk solusi mobilitas masa depan. Namun, sebagian kalangan menilai bahwa bahan bakar hidrogen lebih pas digunakan untuk kendaraan niaga, seperti bus dan truk.

"Kemitraan ini akan memungkinkan kita untuk melakukan itu," kata dia.

Melalui teknologi fuel cell, kendaraan bisa menjelajah lebih jauh ketimbang mobil listrik. Mereka juga bisa mengisi bahan bakar lebih cepat ketimbang mengisi daya di stasiun pengisian listrik.

Isuzu dan Honda pernah bekerja sama pada 1990 untuk memproduksi kendaraan di Amerika Utara, demikian Reuters.

Baca juga: Toyota ungkap Sora, konsep bus bertenaga "fuel cell"

Baca juga: Honda pamerkan Clarity, Fuel Cell siap produksi

Baca juga: Honda Clarity Fuel Cell mungkin hadir di Indonesia 2025
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020