Jakarta (ANTARA) - Carlos Ghosn, mantan kepala aliansi Renault-Nissan, pada hari Rabu (8/1) waktu setempat menyesalkan kegagalan pembuat mobil untuk bergabung dengan Fiat Chrysler (FCA), yang sejak saat itu dikombinasikan dengan Peugeot (PSA).
Berbicara di depan umum untuk yang pertama sejak pelarian dramatisnya dari Jepang pada akhir 2019, Ghosn mengatakan kepada wartawan di Beirut bahwa ia telah bernegosiasi dengan John Elkann, anggota keluarga pemilik Fiat.
"Pada 2017, aliansi itu adalah grup otomotif nomor satu. Tiga perusahaan berkembang dan menguntungkan. Kami sedang bersiap untuk menambahkan Fiat Chrysler ke grup karena saya sedang bernegosiasi dengan John Elkann agar Fiat Chrysler bergabung," kata Ghosn dikutip dari Reuters, Kamis.
"Saya punya kontak dengan FCA. Kami memiliki banyak pemahaman dan dialog yang sangat baik. Sayangnya, saya ditangkap sebelum kita bisa mencapai suatu kesimpulan," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Mantan bos Nissan Ghosn rela masuk kotak untuk kabur dari Jepang
Renault-Nissan telah berada dalam kekacauan manajemen sejak penangkapan Ghosn di Tokyo pada November 2018 atas tuduhan pelanggaran keuangan, yang ia bantah. Dia sedang menunggu persidangan di Jepang ketika dia melarikan diri ke Libanon.
Fiat Chrysler dan Renault mengumumkan rencana kerja sama mereka untuk bergabung, sebesar 35 miliar dolar AS pada Mei 2019 -- waktu ketika Ghosn ditahan. Tapi perusahaan Italia-Amerika itu mundur 10 hari setelah kesepakatan diumumkan.
Aliansi Renault-Nissan telah berjuang untuk bergerak sejak runtuhnya kesepakatan, yang seharusnya akan menjadikannya pembuat mobil terbesar ketiga di belakang Volkswagen dan Toyota.
"Aliansi itu melewatkan hal yang tidak dapat disesalkan, yaitu Fiat Chrysler. Itu tidak bisa dipercaya, mereka memakai PSA," kata Ghosn.
"Bagaimana Anda bisa melewatkan peluang besar itu untuk menjadi pemain dominan di industri ini? Siapa pemenang semua ini? Ini peluang bagus untuk PSA, namun kerugian besar bagi Renault," ujarnya lebih lanjut.
Baca juga: Ghosn sebut siap tinggal lama di Libanon untuk diadili
Baca juga: Dubes Jepang minta kerja sama Beirut untuk penyelidikan Ghosn
Baca juga: Istri Ghosn tuding surat penangkapannya seperti tindakan balas dendam
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020