Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto mengemukakan industri ban dalam negeri masih memprioritaskan kebutuhan ekspor, dengan perbandingan 70 persen ekspor dan 30 persen pasar domestik. 

"Itu menunjukan pabrik ban dalam negeri sudah go international," kata Harjanto di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa

Dia melanjutkan, hal yang perlu ditingkatkan adalah mendapatkan kepercayaan konsumen lokal mengenai kualitas ban produksi dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ada 14 produsen ban nasional yang menghasilkan tipe serta ukuran ban yang bervariasi baik untuk mobil, motor, truk, bis dan kendaraan berat. Kapasitas produksi untuk ban mobil, truk dan bus mencapai 77 juta ban, sementara ada 64 juta ban untuk sepeda motor.

Ban yang sebagian besar diekspor ke negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia serta kawasan Eropa memiliki nilai ekspor mendekati 2 miliar dolar AS per tahun. 

Harjanto mengatakan industri ban menyerap 44 persen dari  konsumsi karet alam nasional. Untuk memperbesar penyerapan, suplai karet alam nasional bisa dimanfaatkan untuk produk lain di luar otomotif.

Misalnya, mencampur dengan aspal dalam pembuatan jalan agar lebih kuat, atau untuk bantalan di pelabuhan-pelabuhan.

"Itu cara kita menyerap karet lebih banyak sehingga petani tertolong."

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016