Proyek ini mencerminkan keahlian manajemen proyek yang melibatkan semua pihak termasuk SKK Migas, ExxonMobil, pemerintah daerah, para pemasok, dan badan-badan usaha lokal yang masing-masing telah menunjukkan kapabilitasnya."
Jakarta (ANTARA News) - Manajemen ExxonMobil Cepu Limited mengungkapkan, produksi minyak proyek Banyu Urip, Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur telah mencapai lebih dari 130.000 barel per hari.

Eksekutif Proyek ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) Dan Wieczyinski dalam siaran pers di Jakarta, Senin, mengatakan, pencapaian produksi tersebut seiring dimulainya produksi dari fasilitas pusat pemrosesan (central processing facility/CPF).

"Proyek ini mencerminkan keahlian manajemen proyek yang melibatkan semua pihak termasuk SKK Migas, ExxonMobil, pemerintah daerah, para pemasok, dan badan-badan usaha lokal yang masing-masing telah menunjukkan kapabilitasnya," katanya.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, proyek Banyu Urip membantu memaksimalkan nilai sumber energi Indonesia dan menciptakan manfaat yang signifikan dan berkelanjutan.

Presiden EMCL Jon M Gibbs menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Indonesia, SKK Migas, Pertamina EP Cepu, Badan Kerjasama Blok Cepu, para kontraktor, dan masyarakat.

Lapangan Banyu Urip mempunyai 45 sumur yang berproduksi dari tiga tapak sumur, satu fasilitas pusat pemrosesan, jalur pipa darat dan lepas pantai sepanjang 95 km, satu kapal tangki penyimpanan dan alir muat, serta fasilitas bongkar-muat kapal di Laut Jawa.

Banyu Urip diharapkan dapat menghasilkan 450 juta barel minyak selama masa operasi proyek.

ExxonMobil yang bermitra dengan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Badan Kerjasama Blok Cepu (BKS) memulai produksi Banyu Urip akhir 2008 dengan peningkatan produksi bertahap seiring dengan bertambahnya fasilitas pengoperasian pada 2014 dan 2015.

Lapangan Banyu Urip merupakan proyek minyak terbesar di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir, dan pada puncak produksinya akan menghasilkan sekitar 20 persen dari target produksi minyak nasional pada 2016.

Lapangan Banyu Urip dibangun lima konsorsium kontraktor rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) yang dipimpin perusahaan nasional, dan mempekerjakan 17.000 pekerja lokal dan nasional pada titik puncak kegiatannya, atau 95 persen dari keseluruhan tenaga kerja proyek.

Pembangunan fasilitas produksi Banyu Urip melibatkan lebih dari 460 subkontraktor Indonesia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas nasional.

EMCL sebagai operator memiliki penyertaan saham sebesar 45 persen di Lapangan Banyu Urip, Pertamina EP Cepu 45 persen, serta empat BUMD yaitu PT Blora Patragas Hulu, PT Petrogas Jatim Utama Cendana, PT Asri Darma Sejahtera, dan PT Sarana Patra Hulu Cepu memiliki 10 persen.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015