Jakarta (ANTARA News) - Tak mudah bagi merek baru untuk masuk ke Indonesia, apalagi mengembangkan mobil nasional yang didambakan benar-benar 100 persen produksi Indonesia.

Karena itu, daripada memimpikan mobil nasional, mantan wakil presiden Jusuf Kalla mengatakan lebih baik mendukung pengembangan mobil murah ramah lingkungan (LCGC) yang didesain dan dikembangkan di Indonesia.

LCGC yang merupakan program dari pemerintah pusat mensyaratkan mobil yang diproduksi di Indonesia, dengan tenaga kerja asli Indonesia, dan mayoritas komponennya merupakan produksi dalam negeri.

"Dulu kita pernah punya mobil yang diklaim mobil nasional. Ternyata itu dari Korea, hanya modalnya saja dari putra Indonesia dan diberi cap mobil nasional. Apa mau seperti itu?" kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan berjualan mobil itu bukan perkara mudah. Selain mempertimbangkan harga, konsumen juga mengharapkan infrastruktur dan layanan purna jual yang mudah dijangkau.

"Saya sudah 30 tahun jualan mobil. Jadi saya tahu benar," ujarnya.

Keluarga Kalla memang pemilik salah satu jaringan dealer utama mobil pabrikan Toyota, Hadji Kalla, yang menguasai pemasaran mobil tersebut di wilayah Sulawesi bagian selatan. Saat ini, dealer Hadji Kalla memiliki 20 outlet yang tersebar di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Kalla mengatakan masalah infrastruktur dan layanan purna jual juga memengaruhi image sebuah merek. Masalahnya, masyarakat Indonesia masih percaya dengan "brand image" tertentu.

Kalaupun hari ini diluncurkan mobil nasional, tapi ada mobil dari pabrikan ternama yang harganya tidak selisih jauh, masyarakat pasti akan tetap memilih membeli mobil dari pabrikan ternama itu.

"Karena beli mobil kan tidak hanya untuk hari ini. Buat apa beli mobil kalau untuk perawatannya susah," tuturnya.

Mobil listrik
Tentang riset mobil listrik yang saat ini gencar dilakukan di beberapa perguruan tinggi dan pusat penelitian Indonesia, Kalla menyatakan sangat mendukung. Menurut dia, hal-hal seperti itu sangat bagus demi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.

Namun, kalau untuk diproduksi secara massal dan diperdagangkan, Kalla terlihat pesimistis hal itu akan terjadi. Permasalahannya adalah infrastruktur untuk mobil listrik yang belum ada.

"Coba lihat ponsel. Untuk mengisi listrik ponsel sekecil ini diperlukan waktu dua sampai tiga jam. Lalu kira-kira perlu waktu berapa lama untuk mengisi listrik mobil sebesar ini," katanya.

Belum lagi ketika mobil listrik itu tiba-tiba kehabisan daya di tengah jalan. "Apakah kita sudah menyiapkan stasiun pengisian daya untuk mobil listrik?" tanyanya.

Karena itu, Kalla mengatakan akan selalu mendukung upaya pengembangan mobil listrik. Namun, menurut dia, yang paling memungkinkan adalah mobil hibrida, yaitu mobil yang menggabungkan teknologi mesin bensin dengan mesin listrik.

Pada Selasa, Jusuf Kalla mengunjungi Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013. Beberapa booth dia kunjungi, mulai dari merek-merek mobil Jepang seperti Suzuki, Toyota dan Honda, hingga mobil-mobil Eropa seperti Mini, Mercedez Benz dan BMW.
Pewarta:
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013