Chongqing (ANTARA) - Salah satu pejabat pabrikan mobil China, Changan Automobile, mengatakan Indonesia seharusnya sejak dulu membangun baik pabrik kendaraan listrik (electronic vehicle atau EV) maupun suku cadangnya, karena masa depan otomotif adalah EV.

"Ya seharusnya kita (China dan Indonesia), bisa melihat keunggulan kendaraan listrik lebih awal dan membuat strateginya lebih awal, tapi hal itu tidak masalah lagi selama dapat memproduksi kendaraan yang berkualitas baik dengan tim lokal yang baik juga," kata Chief Software Architect & Chief Technology Officer Changan Automobile Frank Han di Chongqing, China pada Selasa.

Frank Han menyampaikan hal tersebut pada sela-sela Belt and Road Conference on Science and Technology Exchange (Konferensi Sabuk dan Jalur untuk Pertukaran Sains dan Teknologi) pertama berlangsung di Chongqing, China pada 6-7 November 2023.

Changan sendiri masuk dalam lima besar pabrikan mobil yang laris di pasar China setelah BYD, Volkswagen, Toyota dan Honda.

"Bahkan kami sudah mendirikan pabrik sendiri di luar negeri, bisnis kami termasuk yang berkembang cukup cepat karena konsumen selalu ingin mobil berkualitas dan aman tetapi dengan harga terjangkau, saya rasa itu keunggulan mobil asal China," tambah Frank.
Baca juga: Honda siap bersaing dengan pabrikan mobil listrik China

Diketahui Changan pada 26 Oktober 2023 lalu baru saja mengembangkan sayap dengan membangun pabrik EV di kawasan industri Thailand, WHA Group seluas 40 hektare. Pabrik itu dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025 dengan kapasitas awal 100 ribu unit per tahun.

Pabrik itu akan menjadi basis produksi kendaraan listrik untuk memasok pasar Thailand dan mengekspor ke negara-negara tetangga ASEAN dan pasar lainnya termasuk Australia, Selandia Baru, dan Inggris.

"Tentu Indonesia punya kesempatan untuk menjadi pemasok lokal atau kerja sama lainnya, kami terbuka untuk semua potensi kolaborasi, apalagi Indonesia dapat menjadi pasar potensial untuk produk otomotif China didukung dengan pertumbuhan permintaan akan mobil listrik juga meningkat pesat," ungkap Frank.

Frank menyebut, kendaraan masa depan bukan hanya sebagai alat transportasi melainkan penyatuan teknologi informasi dan komunikasi dalam kendaraan.
Baca juga: Zeekr segera luncurkan sedan listrik pertamanya di China

"Itulah mengapa saya katakan bahwa kendaraan tidak lagi hanya menjadi alat transportasi tapi bertransformasi menjadi bagian teknologi informasi dan komunikasi atau menjadi mobile robot, itu adalah perubahan yang natural," tambah Frank.

Karena itu, Frank menyebut, departemen riset (research and development) dalam industri otomotif sangat penting. Changan sendiri memiliki total 17 ribu insinyur untuk membuat kendaraan listrik.

"17 ribu orang untuk mengurus bagian mekanik elektronik, E/E architectures, perangkat keras, perangkat lunak, algoritma untuk autonomous driving, cloud application dan lainnya jadi memang bagian riset mengambil bagian besar khususnya untuk kendaraan listrik," ungkap Frank.

Frank mengaku, untuk divisi yang dipimpinnya, membentuk tim dalam waktu tiga tahun agar dapat membangun kendaraan listrik baru.

"Dan dari mereka, ada 3.000 orang dari mereka adalah insinyur muda. Itu baru tim untuk membangun E/E architectures, perangkat keras, perangkat lunak, algoritma untuk autonomous driving, cloud application dan belum termasuk insinyur untuk mengerjakan kerangka dasar mobil, baterai, mesin, bagian kontrol dan lainnya," tambah Frank.

Frank menyebut permintaan akan mobil listrik masih akan semakin meningkat karena konsumen tidak hanya ingin mobil yang berkualitas tinggi dan aman tapi juga yang punya fitur canggih.

"Kami memberikan mobil dengan fitur-fitur canggih demi memberikan kepuasan pengalaman kepada pelanggan, jadi kami menyediakan layanan bukan hanya mobil sebagai suatu barang, seperti orang menggunakan ponsel canggih, kami hanya meniru cara kerjanya, itulah mengapa orang suka dengan mobil China," jelas Frank.

Baca juga: Toyota prediksi mobil listrik dominasi 30 persen kendaraan di ASEAN
Baca juga: KG Mobility dan BYD bangun pabrik baterai di Korea Selatan
Baca juga: Rahasia Ferrari dalam kembangkan mobil listrik pertamanya

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023