... dari Rp4.500 menjadi Rp6.000, kenaikan sekitar 30 persen, sumbangan terhadap inflasi 2,4 persen... "
Jakarta (ANTARA News) - "Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi bagi mobil pribadi diperkirakan hanya akan menghemat anggaran di bawah Rp25 triliun sepanjang tahun," kata ahli ekonomi PT Mandiri Sekuritas, Aldian Taloputra.

Pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bagi mobil pribadi tidak akan terlalu meningkatkan inflasi. "Karena ini sudah pertengahan tahun, anggaran yang dihemat akan di bawah angka itu," kata Taloputra, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan pembatasan konsumsi BBM bagi mobil pribadi, hanya akan menyumbangkan angka inflasi sebesar 0,8 persen. "Tetapi itu dengan asumsi pembatasan konsumsi BBM hanya diberlakukan bagi mobil pribadi khusus di Jakarta," ujar dia.

Dia mengatakan, sebaliknya apabila pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, secara jangka pendek akan berkontribusi pada angka inflasi yang signifikan yaitu hingga 2,4 persen. Asumsinya, setiap kenaikan 10 persen harga BBM bersubsidi, akan meningkatkan 0,8 persen inflasi.

"Jika kenaikan harga BBM bersubsidi Rp1.500, dari Rp4.500 menjadi Rp6.000, kenaikan sekitar 30 persen, sumbangan terhadap inflasi 2,4 persen di akhir tahun," kata dia.

Aldian mengatakan secara jangka panjang opsi kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak lebih baik terhadap perekonomian, misalnya impor minyak yang akan menurun, serta penghematan anggaran subsidi hingga sebesar Rp65 triliun dalam perhitungan keseluruhan tahun.

Pemerintah dalam APBN 2013 memberikan pagu belanja subsidi energi sebesar Rp274,7 triliun dengan perincian subsidi listrik Rp80,9 triliun dan subsidi BBM Rp193,8 triliun dengan volume sebesar 46 juta kiloliter.

Kuota volume BBM bersubsidi diprediksi dapat mencapai 53 juta kiloliter apabila tidak ada kebijakan yang memadai untuk mengendalikan konsumsi BBM, yang jumlahnya semakin meningkat. 

Pada sisi lain, penjualan mobil pribadi oleh banyak ATPM dan prinsipal juga terus digenjot; padahal pemakain kendaraan pribadi ini juga penyedot utama BBM bersubsidi, yang sejatinya untuk memberi nilai tambah sektor transportasi atau keperluan penggerak perekonomian nasional.

Sejumlah opsi yang muncul antara lain membatasi konsumsi BBM bersubsidi bagi mobil pribadi, serta kenaikan harga BBM bersubsidi dan penyediaan BBM jenis Premix RON 90 dengan harga Rp7.000.

(R028/N002) 

Pewarta: Rangga A Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013