Denpasar (ANTARA) - Solar charging station atau stasiun pengisian daya dengan tenaga surya sebagai sumbernya dipasang di sejumlah destinasi wisata di Bali.

Chief Commercial Officer SUN Energy Dion Jefferson selaku pihak yang mendukung pemasangan stasiun pengisian daya ini menyebut ada 33 titik pemasangan, untuk di Bali sendiri terletak di Desa Wisata Penglipuran, Desa Bongkasa Pertiwi, Pantai Pererenan dan Pantai Sanur, kemudian sisanya di Labuan Bajo dan Mandalika.

“Keunggulan teknologi energi surya yang dapat digunakan di berbagai lokasi kami manfaatkan untuk mengedukasi masyarakat bahwa energi matahari yang tak terbatas dapat digunakan sebagai sumber energi. Sistem pengisian yang menggunakan baterai berkapasitas 50 Wp ini dapat digunakan hingga malam hari,” kata dia di Denpasar, Jumat.

Dion menjelaskan Yayasan SUN yang bergerak di bidang energi surya itu sengaja memilih Bali yang merupakan destinasi wisata mancanegara, sekaligus dalam rangka mendukung implementasi green tourism dengan menghadirkan energi terbarukan di titik-titik tersebut.

“Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di lokasi wisata dapat menjadi inisiatif awal penerapan konsep green tourism di industri pariwisata yang sekaligus
dapat mengedukasi para wisatawan,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Sun Energy, berbagai sektor saat ini mulai mengintegrasikan konsep keberlanjutan untuk meminimalisir jejak karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional, sejalan dengan target Indonesia bebas emisi karbon 2060.

Oleh karenanya, sektor pariwisata tak bisa ketinggalan, apalagi bidang ini penyumbang emisi terbesar secara global mencapai 8 persen dari total karbon dunia, kata Dion.

Berangkat dari sana, menurutnya sektor pariwisata memiliki tanggung jawab tersendiri untuk menjalankan kegiatan operasional dengan penerapan konsep wisata hijau yang juga mendukung model keberlanjutan.

Untuk diketahui, selain pemasangan stasiun pengisian daya, grup SUN juga memasang instalasi sistem PLTS di kawasan ITDC Nusa Dua, Padma Hotel and Resort, Hotel Escotel Canggu, Bank HSBC, dan waralaba Alfamart, sehingga telah melayani berbagai tipe bangunan dari hotel hingga destinasi wisata.

“Kami satu-satunya pengembang proyek sistem energi surya yang secara bisnis model dan unit bisnis dapat melayani para pelanggan dari berbagai sektor, sehingga kami berharap dapat mendukung pemerintah dalam peningkatan target bauran energi pemerintah,” ujar Dion.

Instalasi sistem PLTS sendiri menurutnya bisa diterapkan oleh pelaku pariwisata lain untuk mendukung konsep wisata hijau, apalagi prosesnya cepat, cara kerjanya handal, dan tentunya mampu mereduksi jejak karbon.

Salah satu pelaku pariwisata yang terlibat adalah Padma Resort, di mana mereka berharap dengan pengasangan instalasi PLTS dapat meminimalisir emisi karbon di area hotel yang diperkirakan 467 ribu kilogram jumlah karbon yang tereduksi setiap tahun.

“Kami sangat berkomitmen terhadap green tourism di Bali dan berharap dapat memberikan dampak secara holistik baik di bidang sosial, lingkungan dan ekonomi di Padma Resort. Melalui pemasangan sistem energi surya terintegrasi, kami berharap dapat membantu Pemerintah dalam agenda green tourism sekaligus memaksimalkan program bauran energi baru terbarukan di Indonesia,” jelas Rendy.

Baca juga: Pameran teknologi energi hijau diharapkan wujudkan nol emisi karbon

Baca juga: Jurus SESNA dukung capaian target bauran EBT 23 persen


Baca juga: Pengamat sebut seharusnya tak ada pembatasan PLTS atap bagi masyarakat


 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023