Perusahaan akan membangun delapan pabrik baterai dan mulai tahun 2025 hanya akan memproduksi kendaraan listrik.
Mengutip Reuters pada Jumat, Chief Executive Ola Källenius mengatakan produksi kendaraan berbahan bakar fosil akan “mendekati nol” pada tahun 2025.
"Kami benar-benar ingin melakukannya,” kata Källenius.
Produsen Daimler tak punya tenggat waktu untuk mengakhiri penjualan mobil berbahan bakar fosil.
Menurut Källenius, perdebatan tentang kapan produksi kendaraan berbahan bakar fosil berakhir tidaklah relevan.
"Pertanyaannya adalah seberapa cepat kita bisa meningkatkan skala hingga mendekati 100% listrik dan itulah yang kami fokuskan," lanjutnya.
Beberapa pembuat mobil seperti Volvo Cars telah berkomitmen untuk beralih ke listrik pada tahun 2030, sementara General Motors Co bercita-cita untuk sepenuhnya memproduksi kendaraan listrik pada tahun 2035. Para produsen mobil tengah berupaya mengejar ketertinggalan dari Tesla.
Daimler berharap produksi mobil listrik dan hibrida listrik pada tahun 2025 akan mencapai 50 persen dari penjualan, lebih cepat dari perkiraan awal yang menargetkan pencapaian pada tahun 2030.
Produsen menyebut tiga platform listrik yang akan diluncurkan pada tahun 2025. Pertama, mencakup jajaran mobil penumpang dan SUV. Kedua, mobil van. Ketiga, kendaraan berperforma tinggi.
Daimler juga mengakuisisi perusahaan Inggris YASA Limited untuk membantu mengembangkan motor listrik berkinerja tinggi.
Perusahaan mengatakan akan membangun 200 gigawatt jam (GWh) kapasitas sel baterai. Empat pabrik baterai akan berada di Eropa dan satu di Amerika Serikat.
Daimler mengatakan akan segera mengumumkan mitra Eropa baru untuk rencana produksi baterainya.
Saham Daimler naik 2,5% setelah kabar tersebut tersebar dan setelah Uni Eropa mengusulkan larangan efektif atas penjualan mobil bensin dan diesel mulai tahun 2035 sebagai bagian dari langkah untuk memerangi pemanasan global.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021