Jakarta (ANTARA News) - Bagi prinsipal otomotif dunia, Indonesia menjadi salah satu emerging market yang diperhitungkan selain China dan India. Pertumbuhan ekonomi yang stabil saat krisis keuangan global semakin membuat prinsipal yakin memperhitungkan Indonesia sebagai tujuan mengembangkan investasi.

Untuk mengetahui kondisi perkembangan dunia otomotif di suatu negara terkadang prinsipal pun melihat kesuksesan dari pelaksanaan sebuah pameran otomotif. Lalu apakah Indonesia International Motor Show (IIMS) sudah dapat disebut sebagai barometer industri otomotif dunia?

Berikut wawancara ANTARA dengan anggota dewan pengawas Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Bambang Trisulo beberapa waktu:

ANTARA: Apakah IIMS sudah bisa disetarakan dengan ajang otomotif dunia lainnya. Apa sudah bisa jadi acuan otomotif dunia?

Bambang Trisulo: Dari dulu Gaikindo mempertahankan kontinuitas pelaksanaan pameran. Ini penting. Dengan begitu unsur IIMS untuk menjadi jendela perkembangan otomotif Indonesia terpenuhi.

Kalau pelaksanaan IIMS membaik tentu dapat menjadi cermin bagi dunia otomotif dunia. Karena itu perencanaan IIMS itu harus dipikirkan jauh-jauh hari. Selesai IIMS 2010 harus yang dipikirkan persiapan IIMS 2012 bukan lagi 2011, karena mengurus perizinan memasukkan mobil konsep atau robot itu rumit di Indonesia. Dengan persiapan yang matang pula pelaksanaan ajang ini jadi semakin baik.

ANTARA: Bagaimana dampak penyelenggaraan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2010 terhadap sektor otomotif di tanah air?

Bambang Trisulo: Pengaruh pelaksanaan IIMS ini ada dua, untuk jangka pendek tentu dia akan mempengaruhi penjualan pada Juli hingga Agustus, paling tidak bisa naik 10 persen.

Bukan itu harapan utamanya. Menurut saya dampaknya bukan sekedar penjualan pada Juli dan Agustus. IIMS dalam jangka panjang tidak hanya akan mendongkrak perkembangan industri otomotif tapi juga suku cadang. Artinya investasi masuk.

ANTARA: Sejauh ini apa yang kurang dari penyelenggaraan Indonesia International Motor Show (IIMS)?

Bambang Trisulo: Rasanya semakin baik. (Agen Tunggal Pemegang Merek/ATPM) yang ikut tambah banyak, areal pameran sudah lebih besar dibanding Bangkok Motor Show.

Yang belum tergarap itu dari sisi wisatanya. Saya sudah lapor ke Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, ke Garuda Indonesia juga tapi belum ada respon sampai sekarang.

Kalau pemerintah mau serius pameran ini kan juga bisa digarap seperti Shanghai World Expo yang bisa mendatangkan manusia dari seluruh dunia.

Malaysia Desember nanti juga adakan pameran otomotif yang sama, tapi Malaysia Tourism Board mereka sudah menjadikannya bagian dari program wisata. Kita tidak ada rencana apa pun sepertinya.

ANTARA: Kondisi terakhir sektor otomotif Indonesia seperti apa sebenarnya. Apakah cukup menarik bagi investor?

Bambang Trisulo: Posisi Indonesia sekarang sudah meningkat di mata produsen otomotif dunia. Pertumbuhan ekonomi negara di dunia saat krisis semua negatif, hanya beberapa yang positif, termasuk Indonesia salah satunya. Ini menarik di mata mereka (prinsipal otomotif dunia).

Indonesia bisa lebih kuat dibanding Thailand. Kalau ada yang baru memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi atau ekspansi saat ini saya pikir justru telah, harusnya mulai kemarin-kemarin.

Yang jelas Eropa dan Amerika Serikat akan melihat Indonesia lebih dari pada Thailand.

ANTARA: Kalau begitu dengan membaiknya iklim investasi untuk industri otomotif, seberapa cepat investasi baru akan masuk?

Bambang Trisulo: Investasi ya tidak begitu saja datang, paling tidak dua tahun ke depan akan ada lagi investasi baru masuk ke Indonesia.

Tapi mesti diingat, ekonomi harus stabil, keamanan harus dijaga, termasuk bagaimana pemerintah punya solusi menangani masalah teroris.

ANTARA: Apakah dengan begitu otomotif Indonesia akan mampu mengalahkan Thailand?

Bambang Trisulo: Loh, sekarang saja dari Januari sampai Mei penjualan kita sudah di atas Thailand. Tapi itu penjualan, kalau produksi kita masih jauh.

Walau pun penjualan di Thailand menurun tapi produksi jalan terus. Itu karena ekspor mereka besar. Kerja sama bilateral dengan Australia juga membantu, mereka banyak memasok ke Australia. Entah kapan kerja sama bilateral kita dengan Australia jalan.
(V002/B010)
Oleh
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010