Makassar (ANTARA News) - Dinas Pertambangan Provinsi Sulawesi Selatan memperkenalkan teknologi alat pembakaran BBM hemat energi untuk kendaraan roda empat, teknologi ini mampu menekan penggunaan BBM hingga 30 persen. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sulsel, Sampara Salman di Makassar, Rabu, mengungkapkan, teknologi yang kini dalam uji coba tersebut bernama Water Four Gas (W4G) atau biasa disebut water turbo. "Teknologi ini telah dikembangkan di Jawa Timur, dikenal dengan pemanfaatan energi `blue`, ungkapnya. Di Sulsel, lanjut dia, uji coba implementasi teknologi tersebut sudah dilakukan pada 37 kendaraan dinas dari berbagai merek. Tahap awal, uji coba itu akan dipasang 50 kendaraan roda empat milik pegawai di lngkup pemerintah provinsi sulsel dan pemerintah kabupaten/kota. "Tidak menutup kemingkinan teknologi water turbo ini akan perkenalkan nantinya untuk dinikmati masyarakat umum," ujarnya. Wakil Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sulsel, Darwis Sirman saat mendampingi Kadistamben Sulsel menjelaskan, pengenalan teknologi hemat energi ini mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang hemat energi dan air. Dia mengungkapkan, pembuatan teknologi W4G hanya membutuhkan anggaran berkisar Rp300.000 - Rp600.000 per unitnya. Biaya ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan pemesanan alat yang sudah jadi. Teknologi ini cukup memanfaatkan tabung atau botol plastik yang berisi air yang dicampur dengan soda kue, Menurut dia, dari perpaduan tersebut penguraian pembakaran akan menghasilkan gas yang dapat digunakan menghemat penggunaan bahan bakar minimal 30 persen lebih. Dikatakannya sebagai bukti W4G tersebut benar-benar hemat bahan bakar, terbukti perjalan dinas Makassar - Bulukumba, Sulsel yang biasanya menghabiskan kebutuhan bahan bakar hingga 13 liter, dengan memanfaatkan teknologi ini bahan bakar yang dihabiskan hanya sembilan liter. Selain mampu menambah optimalisasi kinerja mesin kendaraan, alat ini juga dianggap sangat ramah lingkungan. Sebab, teknologi ini mampu meminimalisir polusi yang ditimbulkan dari gas emisi buang kendaraan. Darwis menambahkan, tahap awal pemanfaatan sistem ini masih diprioritaskan bagi usia kendaraan dinas yang telah tua, sehingga upaya efisiensi operasional kendaraan dinas dapat ditekan dengan menggunakan sistem pembakaran teknologi asal Jawa Timur ini.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009