Pontianak (ANTARA News) - Kapal Motor "Spirit of Majapahit" singgah di Pelabuhan Angkatan Laut Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, untuk memperbaiki mesin yang rusak, demikian Komandan Kapal Motor Spirit of Majapahit Mayor (L) Eko Dewi Hartono di Pontianak, Rabu.

"Kalau kerusakan mesin sudah selesai, maka kami akan melanjutkan perjalanan untuk mengarungi laut mengitari delapan negara, termasuk Indonesia," kata Eko.

Negara yang akan dikunjungi kapal itu adalah Brunei Darussalam, Pilipina, Jepang, China, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Singapura.

Jalur pelayaran itu diyakini sebagai rute sejarah yang menghubungkan Kerajaan Majapahit - Jepang, menempuh perjalanan sekitar tujuh bulan.

Ada 13 awak kapal, lima dari nelayan Bajo, dua dari Jepang, sisanya pemuda dan mahasiswa serta jurnalis, kata Eko.

Eko menjelaskan, tujuan mereka mengitari delapan negara itu adalah menelusuri sejarah Kerajaan Majapahit dengan kapal motor kayu tradisional replika kapal zaman Kerajaan Majapahit.

Kapal replika Kerajaan Majapahit itu dibuat di Slopeng, Sumenep, Jawa Timur selama tiga bulan, terbuat dari kayu jati dari hutan jati Blora, dengan ketebalan papan sekitar lima centimeter, panjang 20 meter, lebar empat meter, tinggi dek dari air dua meter, dan bisa mengangkut barang sekitar 15 ton.

Menurut dia, pemrakarsa penelusuran sejarah Kerajaan Majapahit yaitu Yayasan di Jepang, Majapahit Association. "Mereka percaya, sudah ada hubungan antara Kejaraan Majapahit dengan Jepang sejak dulu," kata mantan Komandan Kapal Arung Samudera selama 3,5 tahun.

Bahkan, menurut dia, mereka meyakini raja-raja Jepang keturunan Majapahit, terbukti dari bukti-bukti yang ada di Jepang, seperti ada keris dan surat-surat antara Majapahit dan Jepang.

Sekitar tahun 1300 Masehi sudah ada hubungan antara Majapahit dan Jepang, dari bukti yang ada, telah ada pelayaran dari Majapahit ke Jepang sebanyak tujuh kali, dan dari Jepang ke Majapahit tiga kali.

"Pelayaran ini untuk mencari mata rantai yang terputus itu," demikian Eko.(*)

A057/s018/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010