Mamuju, Sulbar (ANTARA) - Masa tanggap darurat bencana (TDB) gempa bumi di Sulawesi Barat resmi berakhir pada 4 Februari 2021, namun Palang Merah Indonesia (PMI) tetap melakukan operasi kemanusiaan baik penyaluran bantuan maupun memberikan pelayanan kepada penyintas gempa di Mamuju dan Mejene.

"Operasi tetap kami lanjutan, meski masa TDB gempa Sulbar sudah selesai. Bantuan pun secara bertahap masih kami kirim dan tetap mengerahkan personel dari PMI gabungan untuk memberikan berbagai pelayanan kepada para penyintas, khususnya pengungsi baik di Majene maupun Mamuju," kata Kepala Markas PMI Provinsi Sulbar Lukman di Mamuju, Ahad.

Menurutnya, PMI Sulbar pun memiliki target untuk pendistribusian bantuan berupa hygiene kit, terpal, selimut, family kit, baby kit, kelambu dan tikar hingga Mei 2021 dan tidak itu saja, PMI akan melanjutkan operasi lainnya untuk membantu percepatan pemulihan para korban bencana gempa yang terjadi pada awal 2021 ini.

Maka dari itu, pengungsi tidak perlu khawatir karena PMI masih tetap melakukan operasi kemanusiaan di Sulbar untuk membantu pemerintah pada masa transisi hingga pemulihan.

Baca juga: Kepada penyintas gempa Sulbar, PMI distribusikan alat kebutuhan dasar

Baca juga: PMI bantu pengungsi bayi dan balita


Selain itu, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) bersama PMI pusat masih terus mengirimkan bantuan untuk disalurkan kepada para penyintas baik di wilayah Majene maupun Mamuju.

Selain itu, PMI pun terus menggaungkan tagar #PMISELALUBANTU #KITAHADAPIBERSAMA dan #KAMIMASIHDISINI agar para penyintas di masa transisi ini tetap tenang dan merasa masih ada yang peduli terhadap penderitaannya setelah menjadi korban bencana gempa yang meluluhlantahkan dua kabupaten tersebut.

"Operasi kemanusiaan terus kami lakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan dan akan terus berlanjut sampai masa pemulihan atau hingga kondisi berangsur normal," ujarnya.

Sementara, Kasubdiv Pengembangan Kapasitas PMI Pusat Achmad Djaelani mengatakan pelayanan dan distibrusi bantuan terus dilakukan ke berbagai titik lokasi terdampak khususnya lokasi-lokasi yang saat ini menjadi pusat pengungsian warga.

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan berbagai aseslsmen atau pendataan terhadap warga untuk mengetahui kondisi serta apa saja yang dibutuhkan penyintas. Langkah ini dilakukan, bahwa PMI tetap hadir untuk memberikan dukungan kepada para korban bencana di mana pun.

"Dari hasil asesmen, diketahui mayoritas warga masih trauma dan membutuhkan berbagai bantuan, apalagi di pengungsian banyak anak kecil, bayi, balita, lansia dan kelompok rawan lainnya yang membutuhkan bantuan khusus," ujarnya.

Seperti diketahui, di masa pandemi COVID-19 ini, PMI tidak hanya membantu terkait bencana gempa tetapi juga melakukan berbagai kegiatan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Di tempat terpisah, salah seorang penyintas gempa yang merupakan penerima manfaat dari PMI, Ramilah mengatakan dirinya yang memiliki bayi merasa lebih tenang dengan adanya PMI. Namun demikian, di masa darurat seperti sekarang ini dan harus tinggal di pengungsian, air bersih menjadi hal yang utama.*

Baca juga: PMI pertemukan kembali puluhan penyintas gempa dengan keluarganya

Baca juga: PMI kembalikan semangat anak dan ibu penyintas gempa Sulbar di Mamuju

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021