Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( Meneg PP) , Linda Agum Gumelar, mengatakan bahwa hingga saat ini angka kematian ibu masih tinggi.

"Angka kematian ibu masih tinggi," kata Menneg PP dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar di Jakarta, Kamis.

Karena itu, Menteri sangat prihatin dengan kondisi di sebagian wilayah di Indonesia yang masih terdapat kekurangan gizi pada balita dan masih tingginya angka kematian ibu saat melahirkan.

"Di wilayah Indonesia bagian timur dan di beberapa daerah di Indonesia lainnya, kasus kematian ibu saat melahirkan dan gizi kurang pada balita masih ditemukan," katanya.

Ia menambahkan, angka kematian ibu pada saat ini mencapai 228 kasus dari setiap 100.000 kelahiran.

Karena itu, pemerintah menargetkan dalam lima tahun ke depan kondisi tersebut dapat berkurang dengan berbagai macam program yang telah ada.

"Program tersebut salah satunya adalah "program sayang ibu" hasil kerja sama dengan Departemen Kesehatan dan beberapa organisasi masyarakat," katanya.

Menteri juga menambahkan, pemerintah terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada para ibu guna menjaga kesehatan di saat hamil dan menghindari terjadinya kematian ibu saat melahirkan.

"Pemerintah fokus terhadap hal ini, dan kami terus melakukan upaya dan menjalankan sejumlah program untuk mengurangi angka kematian ibu saat melahirkan," katanya.

Linda Gumelar mengakui ada beberapa faktor yang mengakibatkan tingginya angka kematian ibu saat melahirkan , di antaranya persoalan pendidikan, kultur dan juga ekonomi.

Selain itu, situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu dan janin.
(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009