Jakarta,(ANTARA News) - Komisi VII DPR meminta pemerintah untukmenindak tegas operator Blok Cepu, Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia atas keterlambatan produksi minyak blok tersebut.

Demikian disampaikan antara lain Anggota Komisi VII DPR Alvin Lie, Dito Ganinduto, dan Effendi Simbolon dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR dengan Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono di Jakarta, Senin.

Alvin mengatakan, keterlambatan produksi Lapangan Banyuurip, Blok Cepu di Bojonegoro, Jatim akan membuat target penerimaan negara akan meleset secara signifikan.

Ia juga mengatakan, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR sebelumnya, ExxonMobil berulang kali mengungkapkan target produksi pada waktu tertentu.

"Namun, sampai sekarang tidak ada hasilnya," katanya.

Dito mengungkapkan, selama ini, DPR merasa dibohongi dengan target-target produksi yang disampaikan ExxonMobil dan pemerintah.

"Kami minta tindakan tegas agar mengganti saja MCL sebagai operator," katanya.

Blok Cepu sebenarnya menjadi salah satu andalan pemerintah menambah produksi minyak pada tahun 2009 dan juga seiring menurunnya produksi nasional beberapa tahun belakangan ini.

Namun, produksi pertama minyak Blok Cepu sebesar 20.000 barel per hari berulang kali mundur dari target yang ditetapkan.

Sebelumnya, produksi pertama Cepu ditargetkan pada akhir tahun 2008, namun meleset. Terakhir, produksi ditargetkan mulai Agustus 2009.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009