Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengungkap prediksinya atas penjualan mobil di bulan Februari akan kurang lebih sama dengan pencapaian di bulan Januari, karena beberapa faktor antara lain banjir di sejumlah wilayah dan wabah virus corona (COVID-19).

"Penjualan di Januari agak turun ya, hanya 80 ribu (unit) saja. Februari kayaknya masih flat sama Januari, karena banjir, COVID-19, bencana alam, turisme juga berat di Bali," kata Yohannes saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Banjir yang sempat menggenangi sejumlah wilayah di Indonesia pun menjadi salah satu faktor yang berperan banyak terhadap minat beli masyarakat atas mobil yang cenderung menurun.

Ditambah mewabahnya virus corona (COVID-19) di sejumlah negara yang semakin luas pada Februari juga berpengaruh banyak, mulai dari ekspor ke China hingga menurunnya kedatangan turis, khususnya di Bali.

"COVID (19) ini sangat berpengaruh karena contohnya di Bali, turis turun, otomatis travel agent yang awalnya beli kendaraan untuk bus banyak jadi turun. Ekspor China juga turun, (penjualan) kendaraan (komersial) juga terdampak," kata Yohannes.

Baca juga: 15 mobil terlaris Indonesia 2019, Honda Brio urutan dua

Baca juga: VW pimpin penjualan mobil dunia, Toyota kedua

Baca juga: Penjualan mobil Januari 2020 turun


Di sisi lain, ia mengatakan wabah COVID-19 tidak terlalu berdampak besar terhadap gangguan manufaktur dan pasokan mobil dari negara terdampak ke Indonesia.

"Sejauh ini tidak ada gangguan manufaktur. Ada sebagian supply datang dari China, Jepang, Korea, enggak langsung ke kita. Selama ini masih normal," paparnya.

Meski baru dua bulan berjalan dan dihadapkan dengan berbagai tantangan, ia berharap penjualan mobil di Indonesia kian membaik daripada tahun lalu, karena tidak adanya agenda politik yang berat dan masif seperti pemilihan umum serentak.

"Semoga tahun ini saya berharap (penjualan mobil) bisa pulih lagi. Tahun lalu sangat terpukul karena agenda politik yang cukup berat, akibatnya penjalan turun. Harusnya tahun ini sudah pulih," kata Yohannes.

"Dan target 6 persen dari pemerintah juga sesuai dengan target kita. Ditompang dengan agenda politik yang sudah enggak ada, selesainya perang dagang, dan (wabah) COVID (19) juga semoga bisa ter-recover (secepatnya)," pungkasnya.

Baca juga: Masuk tahun kedua penjualan, DFSK jamin suku cadang Glory 560

Baca juga: New Carry dorong peningkatan pangsa pasar Suzuki

Baca juga: Corona sebabkan penjualan otomotif China anjlok
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020