Jakarta (ANTARA News) - Sutradara Garin Nugroho menyatakan tidak ingin terlibat dalam korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), sehingga seorang anaknya pun harus mengikuti "casting" untuk mendapatkan peran dalam sebuah film garapannya, beberapa tahun lalu. "Anak saya sendiri antri untuk casting," katanya, mengungkapkan pengalaman yang sempat membuat hatinya merasa getir itu kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis. Namun, dia selalu melihat dan mengakui kemampuan seseorang, jika memang orang yang dimaksud memiliki bakat dan potensi, seperti yang dilakukannya terhadap sutradara Riri Reza dan Hanung Bramantyo. Itu pula yang menjadi alasan Garin ketika menunjuk putrinya Kamila Andinisan untuk menggarap film dokumenter bertema Kebangkitan Nasional pesanan stasiun televisi berbayar Astro Awani. "Kalau Dini (panggilan akrab Kamila Andinisan) ini memang sekolah film di Australia," katanya. Garin mendapat pesanan sepuluh episode film dokumenter untuk memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Film itu akan ditayangkan pada 20 Mei, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Menurut Garin, untuk penggarapan pesanan itu, ia mengajak tiga wanita sutradara muda, yakni Dini, Dian W Sasmita, dan Renny Fernandez. Masing-masing memiliki tema sendiri untuk memotret semangkat nasionalisme dari prespektif kerja seniman musik, di antaranya Benyamin Sueb, Rhoma Irama, Koes Plus, Harry Rusly, Leo Kristi, Dwiki Darmawan, dan Emha Ainun Najib dengan kelompok Kiai Kanjengnya. Dini menyatakan, kendala terberat adalah pengumpulan materi dokumentasi dari para tokoh musik nasional, yang dikatakannya sebagai "jarang yang memiliki dokumentasi bagus". Putri Garin ini mengawali karirnya lewat film dokumenter "Di Balik Rahasia Citra Rasa", (2002). Seteahun kemudian, ia terlibat dalam penggarapan film "Jas Merit" sebagai "Director of Photography". Ia juga menyutradarai sejumlah video musik, salah satunya lagu "Sendiri" untuk Tere. Dian W Sasmita adalah sutradara film Dealova, sementara Renny Fernandez memiliki pengalaman sebagai pembuat video klip Garin Nugroho, yang hanya bertindak sebagai pengarah, menyatakan dirinya memilih tiga perempuan sutradara itu untuk memberikan semangat kebangkitan nasional dari sudut pandang yang lain. "Yang unik dari karya mereka tersebut, tak lain lantaran bagaimana mereka mengunakan musik sebagai pendekatan popular dalam memaknai 100 tahun Kebangkitan Nasional," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008