Oleh Riza Mulyadi Medan (ANTARA News) - "Tukang kue jadi gubnur (gubernur)." Suara parau menahan haru dan berdialek Medan itu keluar dari mulut calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) periode 2008-2013, Syamsul Arifin, begitu mengetahui hasil hitung cepat pemilihan kepala daerah (pilkada) yang menempatkan dirinya sebagai pemenang. Setelah itu, bersama pasangannya Calon Wakilk Gubernur (Cawagub) Sumut, Gatot Pujo Nugroho, Syamsul Arifin pun menggelar sujud syukur di Kantor Pemenangan Pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho (Syampurno) di Jalan S. Parman, Medan. Hasil perhitungan cepat perolehan suara Pilkada Sumut yang dilakukan sejumlah lembaga menempatkan pasangan yang didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Perstuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Patriot Pancasila dan tujuh partai kecil lainnya itu sebagai pemenang. Penghitungan cepat yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia menempatkan pasangan itu sebagai pemenang dengan raihan 27,67 persen suara dan unggul dari empat pasangan lainnya, sedangkan Lembaga Survei Indonesia menempatkan perhitungan dengan prosentase yang lebih tinggi lagi, yakni 28,72 persen suara. Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia, Denny J.A., di Medan, Rabu (16/4), mengemukakan bahwa pasangan Syampurno unggul dibanding lawan-lawannya. Mereka meninggalkan perolehan suara pasangan Tritamtomo/Benny Pasaribu yang mendulang 22,35 persen suara, H. Abdul Wahab Dalimunthe/H. Raden Muhammad Syafi`i dengan 17,22 persen, R.E. Siahaan/H. Suherdi dengan 16,51 persen dan pasangan H.M. Ali Umri/H. Maratua Simanjuntak yang hanya kebagian 16,26 persen suara. Pasangan Syampurno, antara lain mendominasi perolehan suara di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, selain di Deli Serdang dan Kota Medan, serta Tanjung Balai, Asahan, Batubara, Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai. Denny J.A., yang didampingi Direktur Riset Jaringan Isu Publik, Arman Salam, mengatakan bahwa hasil perhitungan cepat yang mereka lakukan memiliki simpangan absolut sebesar 0,05 persen atau dengan tingkat kesalahan penghitungan kurang dari satu (1) persen saja. Lingkaran Survei Indonesia bersama Jaringan Isu Publik menetapkan 350 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebagai sampel dari total sebanyak 22.992 TPS yang ada. Baik Denny J.A. maupun Arman Salam menekankan bahwa penghitungan cepat yang mereka lakukan sangat akurat dan hal yang sama juga telah terbukti pada 38 kali hitung cepat yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Secara terpisah, di Kantor Pemenangan Pasangan Syampurno, dengan didampingi pasangannya Gatot Pujo Nugroho, Syamsul Arifin juga menyampaikan penghargaan sekaligus rasa terima kasihnya kepada seluruh elemen masyarakat Sumut yang telah memberikan suara mereka untuk pasangan bernomor urut pilihan lima itu. "Kepada masyarakat yang telah memilih saya, mendoakan kami, terutama ibu saya, anak saya, isteri saya, cucu saya, dan partai pendukung yang tidak bisa saya sebut satu-persatu, saya mengucapkan terimakasih. Allahu Akhbar, Allah Maha Besar," ujarnya. Pria kelahiran Medan pada 25 September 1952 itu tampak tidak bisa menahan rasa harunya. Airmata terus mengalir, sehingga membuat sang pasangan, Gatot Pujo Nugroho, pun ikut "turun tangan" menyeka pipinya menggunakan kertas tisu. Sebagai calon gubernur yang sangat berpeluang untuk memenangkan Pilkada Sumut, Syamsul mengatakan dirinya akan tetap berpegang teguh kepada visi dan misi yang telah disampaikannya semasa kampanye. Ia juga mengaku akan menyambangi setiap kabupaten/kota untuk menggerakkan roda pembangunan di Sumut. "Dalam sebulan saya hanya akan berkantor selama seminggu di Medan, dan sisanya saya akan berkeliling ke kabupaten/kota di Sumut," ujarnya. Menurut suami Hj. Fatimah Habibie yang kini masih menjabat sebagai Bupati Langkat (Sumut) itu, semua itu dilakukannya untuk empat hal utama sesuai visi-misinya yang terbilang sederhana. Keempat hal utama itu adalah mencegah masyarakat kelaparan dengan menggerakkan roda perekonomian; membuat rakyat tidak bodoh dengan meningkatkan kualitas pendidikan; membuat rakyat sehat dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan; serta membuat rakyat memiliki masa depan dengan memberikan semangat berupa keyakinan untuk menatap masa depan yang lebih baik. Dari Kantor Pemenangan Pasangan Syampurno, Syamsul Arifin langsung berkeliling ke kantor parpol pendukungya. Pertama kali ia berkunjung ke kantor DPW PKS Sumut di Jalan Kenanga Raya Medan dan kemudian ke kantor Dewan Pengurus Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Sumut di Jalan Raden Saleh. "Saya mengucapkan terimakasih kepada PPP yang telah mendukung dan mengusung saya untuk tampil dalam pilkada Sumut 2008 ini," kata Ketua Umum Pengurus Besar Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Sumut itu di kantor DPW PPP Sumut. Ketua DPW PBB Sumut, H. Banuaran Ritonga, yang pada kesempatan itu ikut bersama Syamsul Arifin berkeliling ke kantor-kantor partai politik pendukungnya, mengatakan bahwa kemenangan pasangan Syampurno dalam Pilkada Sumut sudah diprediksi sejak awal. "Meski baru sebatas hasil `quick count`, namun kemenangan pasangan ini sudah diprediksi sejak awal karena Syamsul merupakan tokoh terpuji yang sudah sangat teruji," katanya. Selain mengaku sangat bersyukur atas kemenangan pasangan yang diusung partainya bersama 10 partai pendukung lainnya itu, ia juga meyakini Syamsul akan mengemban amanah sesuai visi-misinya selama berkampanye. "Syamsul adalah sosok yang takut kepada Allah karena dia memihak kepada rakyat. Ini terlihat dari visi-misinya dan semua orang tahu suara rakyat adalah suara Tuhan. Mudah-mudahan pasangan Syampurno ini mampu menjadi pemimpin terbaik bagi seluruh rakyat Sumut," katanya. Sementara itu, para tokoh dan pemuka agama di Sumut mengeluarkan imbauan, agar masyarakat, termasuk para cagub dan cawagub, dapat menerima apa pun hasil akhir pilkada. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, Prof. DR. H. Abdullah Syah MA, mengatakan bahwa masyarakat harus mendukung dan berpartisipasi pada proses terciptanya pilkada damai di daerah itu. Pihaknya juga mengharapkan masyarakat, termasuk cagub dan cawagub menerima seluruh hasil pilkada Sumut. Jika masyarakat menemukan praktik pelanggaran dalam pilkada, seperti pemaksaan dan intimidasi, serta "money politics", maka pihaknya menganjurkan, agar dilaporkan kepada pihak berwajib guna diproses sesuai hukum. "Masyarakat jangan suka bertindak dan main hakim sendiri karena dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan," kata Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut itu. Abdullah Syah juga mengimbau petugas KPUD dan unsur penegak hukum dapat bertindak adil dan bijaksana supaya pilkada Sumut membawa kebaikan bagi daerah itu. Imbauan serupa juga disampaikan Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Sumut, Pendeta WTP Simarmata. Ia berharap proses pilkada Sumut tidak sampai mengakibatkan rusaknya hubungan baik di tengah masyarakat. Menurut dia, perbedaan partai, beda pendapat dan beda pilihan dalam pilkada merupakan sesuatu yang wajar, apalagi jika dikaitkan dengan komposisi masyarakat yang sangat heterogen di daerah itu. "Harapan kami tentu semua perbedaan itu tidak sampai mengganggu keamanan, semangat kebersamaan dan semangat kebangsaan kita," ujarnya. Simarmata juga sangat menyadari bahwa semua pihak pasti berharap pasangan cagub/cawagub pilihannya tampil sebagai pemenang. Namun demikian masyarakat juga harus menyadari dan memahami bahwa tidak semua harapan dapat terpenuhi. "Oleh karena itu, PGI mengimbau semua elemen masyarakat agar dapat menerima apapun hasil akhir pilkada. Jika bukan tahun ini, mungkin pada pilkada berikutnya pasangan pilihan kita akan bisa menang," kata Ketua Umum Forum Komunikasi dan Konsultasi Gereja-Gereja Sumut itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008