Kuala Lumpur (ANTARA News) - Penasehat Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengatakan PM Abdullah Ahmad Badawi dan UMNO tidak lama lagi akan menjadi oposisi, karena kubu oposisi saat ini akan membentuk kerajaan Malaysia baru dalam waktu dekat ini. "Kawan-kawan melarang saya pergi ke London untuk bertemu dengan para investor tiga hari mendatang, karena perubahan politik di Malaysia saat ini sedang bergerak cepat," kata Anwar Ibrahim ketika berbicara kepada sekitar 10.000 pendukungnya di Klub Sulaiman, Kampung Baru, Kuala Lumpur, Senin malam. Anwar Ibrahim merayakan hari pembebasan larangan berpolitik sejak 14 April 1999. Perayaan "Black 14" ini menandakan Anwar Ibrahim sudah dapat berpolitik, misalkan menjadi Presiden PKR, atau menjadi anggota parlemen dan menjadi PM Malaysia yang baru. "Kawan-kawan saya dari BN (Barisan Nasional) di Sabah dan Sarawak mengatakan, 'Anwar, please coming in'," ungkap Anwar, yang disambut dengan tepukan gemuruh dan teriakan reformasi. Ia mengemukakan hal itu karena ada sinyal banyak anggota parlemen BN dari Sabah dan Sarawak akan "loncat pagar" berpindah ke oposisi. Oposisi atau Barisan Rakyat (BR) yang kini menguasai 82 kursi di parlemen (DPR) hanya perlu 30 kursi parlemen tambahan, maka oposisi sudah bisa membentuk pemerintahan dan PM Malaysia baru. Sedangkan BN Sabah dan Sarawak menyumbang 52 kursi parlemen kepada BN Semenanjung Malaysia. Jika ada 30 anggota parlemen pindah ke oposisi maka oposisi yang dipimpin PKR dapat mendirikan pemerintahan baru karena melebih 50 persen suara di parlemen dan kerajaan BN jatuh. "Terima kasih kepada polisi yang telah mengijinkan acara ini terselenggara. Mereka tadi berbisik kepada saya, `kami beri izin karena sebentar lagi akan ada perubahan politik," kata Anwar, menirukan perkataan polisi. Ucapan itu langsung disambut dengan gelak tawa dan tepuk tangan gemuruh. Di antara yang hadir, banyak warga Malaysia etnis Melayu, China, India, dan Arab. Sebagian besar anak-anak muda, wanita, orang tua semua hadir dan berkumpul di Klub Sultan Sulaiman yang memiliki lapangan rumput seluas lapangan sepak bola. Mereka dengan tertib dan teratur mendengarkan pidato pejuang reformasi itu. Anwar berjanji oposisi akan menciptakan pemerintahan baru yang bersih, jujur dan bebas dari korupsi. Ia juga berjanji akan melindungi kepentingan etnis Melayu, tapi juga memajukan etnis China, India, Kandazan, Iban (suku Dayak) karena semua adalah rakyat Malaysia. Presiden PKR, Wan Azizah Wan Ismail, dalam pidatonya mengatakan sangat bersyukur kepada Allah yang telah memberikan dukungan moril dan materiil sehingga bisa melewati masa-masa sulit ketika suaminya harus dipenjara, dipukuli dan ditelanjangi serta berbagai larangan aktivitas oleh kerajaan Malaysia selama hampir 10 tahun lalu. Sajak Rendra Sementara Setiausaha Agung (Sekjen) PKR, Khalid Ibrahim, dalam pidatonya sambutannya memulai dengan membaca sajak WS Rendra berjudul "Rajawali" yang memang dibuat untuk sahabatnya, Anwar Ibrahim yang dijebloskan ke dalam penjara. Rajawali Sebuah sangkar besi tidak bisa mengubah rajawali menjadi seekor burung nuri... dst. Khalid menjelaskan puisi Rendra mengenai Rajawali seperti Anwar Ibrahim yang tidak pantang mundur, walau sudah dipenjara untuk membela rakyat Malaysia. Bahkan kata-kata terakhir dalam puisi itu, Rajawali akan mematuk kedua matamu diplesetkan mematuk kedua mata Mahathir yang "belo". Pidato Anwar yang begitu bersemangat dan menggelorakan ribuan massa pendukungnya bertambah panas ketika tepat jam 22.25 waktu setempat, kepala polisi Kuala Lumpur datang dari tengah ribuan massa untuk meminta Anwar Ibrahim menghentikan pidato dan perayaan "Black 14". Suasana menjadi panas ketika massa marah ditambah wartawan saling dorong untuk mendapatkan gambar seandainya polisi menangkap Anwar. Anwar kemudian bersedia menyudahi pidatonya yang cukup panjang dan menyerang balik semua tuduhan pimpinan UMNO kepadanya. Ribuan massa pulang dengan tenang sambil teriak "Reformasi...reformasi...reformasi" diiringi pemutaran film dokumenter perjuangan reformasi di Malaysia tahun 1998 dan 1999, ketika Anwar dipecat sebagai wakil PM Malaysia oleh Mahathir Mohamad dan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan korupsi dan sodomi. Semua tuduhan itu akhirnya berhasil dibuktikan tidak benar. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008