Semarang (ANTARA News) - Kiai yang juga dikenal sebagai budayawan, pelukis, dan penyair, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengaku terus terang bahwa semua penyair adalah guru dalam proses kreatif kepenyairannya. Pengakuan Gus Mus itu diungkapkan ketika menjadi pembicara peluncuran kumpulan sajak "Sihir Cinta" karya Timur Sinar Suprabana di DPRD Jawa Tengah, Semarang, Senin, yang dihadiri cendekiawan, wartawan, belasan penyair, termasuk Sitok Srengenge. Oleh karena tidak mengikuti satu gaya kepenyairan dari orang tertentu, maka sulit bagi orang lain untuk mencari-cari kesamaan gaya kepenyairan penulis Kumpulan Puisi Balsem itu dengan penyair lainnya. "Namun, kalau mau meneliti baris per baris puisi saya, mungkin di setiap baris ada gaya Timur Sinar Suprabana, Sitok Srengenge, atau Beno (Siang Pamungkas). Inilah Indonesia, tidak ada yang tahu," katanya, disambut tawa hadirin. Gaya banyak penyair yang ada dalam puisinya tersebut, menurut pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin, Rembang, itulah yang menjadi kehebatan dirinya dalam menciptakan puisi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008