kebanyakan  sekitar 60 atau 70 persen pemakaian listrik di pedesaan  masih bersifat konsumtif
Jakarta (ANTARA) - Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (Kopetindo) mengatakan pembangunan dan peningkatan akses listrik di daerah tertinggal, terluar  dan terpencil atau daerah yang belum tersentuh listrik akan berdampak positif menunjang kegiatan produktif dan mendorong pertumbuhan ekonomi setempat.

"Dengan membangun pembangkit listrik, maka ekonomi desa tumbuh di sana. Mereka bisa memakai listrik untuk melakukan kegiatan produktif, misalnya perngeringan madu dan pengalengan ikan," kata Sekretaris Kopetindo Ichsan usai  diskusi "Clean and Affordable Energy" (Energi Bersih dan Terjangkau) di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan listrik dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif seperti pengeringan madu dan pengalengan ikan yang selama ini masih dilakukan secara manual, namun dengan adanya listrik, maka dapat membuat kegiatan ekonomi yang efektif dan efisien.

Dia menuturkan jika infrastruktur listrik telah dibangun di daerah itu, maka warga setempat harus dilatih untuk pemeliharaan pembangkit listrik bertenaga energi terbarukan itu.

"Selain itu, yang dibutuhkan sebenarnya  bukan hanya akses listrik tapi juga akses terhadap perdagangan karena dengan perdagangan, baru ekonomi tumbuh," katanya.  

Masyarakat tersebut juga harus didorong untuk memanfaatkan listrik  terutama untuk kegiatan ekonomi produktif bukan sekadar kegiatan konsumtif sehingga mendorong pendapatan dan kesejahteraan yang lebih baik.

Pihaknya tidak bisa menutup fakta bahwa kebanyakan  sekitar 60 atau 70 persen pemakaian listrik di pedesaan  masih bersifat konsumtif,

"Nah kenapa tidak kita arahkan untuk pemakaian yang produktif, di mana ekonomi desa akan lebih bergerak," ujarnya.

Pembangunan  infrastruktur listrik sejalan dengan upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan yakni memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua masyarakat.
 

Baca juga: Pemerintah pasang ratusan ribu panel surya di pulau-pulau terluar 
Baca juga: Kopetindo: filantropi dorong pembangunan elektrifikasi desa tertinggal

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019