Yogyakarta (ANTARA News) - Memasuki musim pancaroba hujan mulai jarang turun sehingga masyarakat diimbau waspada karena pada saat itu dikhawatirkan terjadi peningkatan serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya. "Pada saat hujan mulai jarang turun justru jentik nyamuk akan berkembang pesat, karena jentik yang berada di genangan air dapat bertahan hingga tumbuh menjadi nyamuk. Sedangkan pada saat frekuensi hujan tinggi biasanya jentik tersebut terbawa aliran air hujan sehingga tidak berkembang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr Choirul Anwar, Sabtu. Menurut dia, frekuensi hujan yang jarang mengakibatkan genangan air yang dapat menjadi tempat untuk sarang nyamuk. "Bahkan nyamuk dapat bertelur dan berkembang di sisa air hujan yang berada di daun-daun seperti daun pisang atau talas yang terdapat di halaman rumah atau kebun," katanya. Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr Sri Wulaningsih mengatakan hingga Maret 2008 setidaknya 222 warga Yogyakarta terserang penyakit Chikungunya. "Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah, karena pada musim pancaroba ini perkembangan nyamuk sangat pesat," katanya. Ia mengatakan, saat ini sejumlah kawasan yang sebagian warganya terserang penyakit Chikungunya di antaranya Baciro, Warungboto, Prawirodirjan, Gedongkiwo, Kadipaten. "Untuk memberantas penyakit chikungunya perlu ada kesadaran dari masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Upaya pemerintah tidak akan bisa berjalan maksimal tanpa dukungan dari masyarakat," katanya. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008