Padang (ANTARA News) - Pengamat pertanian, Ir Syahril Amiruddin MS mengatakan, keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik seharusnya dapat diatasi dengan mengiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos (organik). "Sudah seharusnya pembuatan pupuk kompos disosialisasikan kepada petani dengan gencar dan ditindaklanjuti dengan pelatihan kepada kelompok tani. Dengan semakin banyak petani membuat dan memanfaatkan kompos maka kelangkaan pupuk tidak terlalu dikeluhkan," kata Syahril kepada ANTARA News di Padang, Jumat. Master pertanian lulusan IPB Bogor tahun 1990 itu menyebutkan, kandungan zat dalam kompos sama bahkan lebih dari yang ada pada pupuk non organik. "Dalam kompos justru paling banyak zat ureanya yang dibutuhkan tanaman," katanya. Artinya kelangkaan pupuk urea (non organik) dapat digantikan dengan kompos, tambahnya. Persoalannya, sebagian besar petani justru kurang memahami cara pembuatan kompos dan selama ini lebih tergantung pada pupuk non organik yang biasanya mudah dibeli di pasaran. "Tapi saat pupuk langka atau harga naik dan tidak terjangkau, petani malah mengeluh, sedangkan untuk membuat kompos sebagai pengganti mereka kurang paham," katanya. Karena itu, pemerintah daerah melalui dinas terkait diminta melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos tersebut. "Turunkan tim ke lapangan untuk menemui petani dan tunjukan cara membuat kompos," tambah Syahril yang kini Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Pariaman itu.. Menurut dia, jika teknis pembuatan sudah diketahui petani maka akan mudah bagi mereka membuat kompos, apalagi bahan bakunya bisa didapat di lingkungan petani, seperti jerami dan pupuk kandang. Jika petani di setiap sentra produksi pertanian sudah bisa membuat kompos maka ketergantungan pada pupuk organik akan jauh berkurang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008