Los Angeles (ANTARA News) - Serial petualangan Indiana Jones keempat menjadi film musim panas yang paling ditunggu-tunggu di AS, demikian menurut jajak pendapat yang dlakukan perusahaan pelayanan tiket online Fandango. Dibintangi oleh Harrison Ford, "Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull" dipilih sebagai film pilihan utama musim panas oleh 82 persen pelanggan perusahaan jasa pelayanan tiket online terbesar AS tersebut. "Musim panas merupakan musim yang paling menguntungkan bagi film-film blockbuster," kata editor Fandango, Chuck Walton, seperti dikutip DPA. "Kenyataan bahwa Harrison Ford telah berusia 60 tahun akan membuat film itu lebih menarik dan lucu." Pada urutan kedua film Batman terbaru, "The Dark Knight", yang menampilkan mendiang Heath Ledger sebagai Joker, kemudian disusul oleh film fiksi "Iron Man", film fantasi "The Chronicles of Narnia: Prince Caspian", "The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor", "Get Smart", "The Incredible Hulk", "X-Files", "Speed Racer", dan "The Sex and the City". "Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull" akan diedarkan pada 22 Mei di AS. Film besutan Steven Spielberg ini akan melakukan premiere (tayang perdana) di Festival Fim Cannes pada 18 Mei, empat hari menjelang rilis globalnya. Pemutaran film ini di Cannes merupakan yang pertama bagi Spielberg sejak 1982 ketika filmnya yang bertajuk "E.T.: The Extra-Terrestrial" juga tayang perdana di sana. Format digital Sekalipun Spielberg bersikeras film-filmnya hanya dapat ditonton di layar bioskop, Paramount Pictures memilih untuk mengedarkan film ini di berbagai bioskop digital. Langkah ini ditempuh terkait dengan adanya rencana sejumlah studio Hollywood untuk mengubah 10.000 gedung bioskop AS ke format digital. Dengan semakin maraknya film yang dapat diunduh (download) dan kian banyaknya sistem home movie dengan kualitas mendekati bioskop, Hollywood kini berjudi bahwa pengalihan ke format 3 dimensi (3D) akan mampu membuat para calon penonton tetap membeli karcis di multiplex setempat. Dreamworks juga tak mau ketinggalan dalam soal ini dan menyatakan bahwa mulai sekarang ini studio animasi terkemuka itu akan membuat semua filmnya dalam format 3D. Berbekal dengan lebih dari 30 film yang sudah diproduksi, langkah itu dipandang sebagai salah satu perkembangan yang paling menarik dalam sejarah Hollywood hingga sejauh ini. "Langkah ini bisa disamakan dengan inovasi terbesar yang terjadi dalam bisnis perfilman sejak munculnya film berwarna 70 tahun silam," kata Kepala Eksekutif Dreamwork, Jeffrey Katzenberg, saat mengumumkan perkembangan ini pada pertemuan tahunan industri perfilman Showest belum lama ini. "Para penonton pasti mau membayar dengan harga lebih tinggi bila kita memberi mereka pengalaman yang sangat bermutu," katanya. Inkarnasi terakhir film "The Journey to the Center of the Earth" yang diusung dari novel klasik fiksi ilmiah Jules Verne sudah disebut-sebut sebagai salah satu film laris musim panas yang akan menerobos tembok 3D. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008