Jakarta (ANTARA) - Gene Berdichevsky merupakan seorang tim awal Tesla, perusahaan Amerika Serikat pembuat kendaraan luar angkasa dan mobil listrik beserta baterai dan teknologinya.

Berdichevsky sekarang membangun startup unicorn sendiri, Sila Nanotechnologies, setelah ia meninggalkan perusahaan saat Tesla memiliki 300 karyawan, bertambah 30 kali dalam empat tahun. Tesla sekarang memiliki lebih dari 45.000 karyawan dengan nilai kapitalisasi pasar 40 miliar dolar atau sekira Rp560,4 triliun, mengutip laporan Forbes, Senin.

Sila Nanotechnologies yang dipimpinnya sekarang telah memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dolar, dan ketika menjadi tamu di Dealmakers Podcast, ia berbagi mengenai pengembangan mobil solar pertamanya serta bagaimana ia meningkatkan ratusan juta dolar untuk nilai perusahaan rintisannya.

Ia dilahirkan di Laut Hitam di Ukraina, menghabiskan waktu di St. Petersburg, Rusia, dan bahkan tinggal di utara lingkaran arktik selama lima tahun, sebelum kemudian mendarat dengan keluarganya di Richmond, Virginia, dan berkuliah di California.

Dalam tahun pertamanya di Stanford, ia terlibat dalam proyek mobil tenaga surya. Para siswa berlomba membangun mobil bertenaga surya dan mengkompetisikan mobilnya dikendarai menempuh jarak 2.300 mil, dari Chicago ke Los Angeles.

Berdichevsky melanjutkan, untuk mendapatkan gelar master di bidang teknik energi dari Stanford. Sebenarnya tidak ada program seperti itu pada saat itu. Jadi, dia menyusun kurikulumnya sendiri. Dia menekuni materi fisika semikonduktor, mekanika kuantum, dan Matahari.

Baca juga: Penjualan Tesla naik, tapi masih rugi 408 juta dolar

Gene kemudian menjadi karyawan Tesla ketujuh sebagai pemimpin teknologi untuk pengembangan arsitektur sistem baterai. Banyak tantangan pada awal-awal untuk Tesla. Mereka memulai penelitian dan pengembangan baterai dari baterai laptop untuk membuat paket baterai mobil listrik.

Kini, perusahaan rintisannya, Sila Nanotechnologies mengembangkan teknologi baterai untuk kendaraan listrik, elektronik konsumen, hingga kelistrikan pesawat terbang.

Pada 16 April lalu, perusahaan otomotif Jerman Daimler AG memimpin investasi 170 juta dolar di Sila Nanotechnologies, yang telah mengembangkan pengganti bahan silikon untuk grafit dalam baterai lithium-ion dan mampu meningkatkan kapasitas baterai sebesar 20 persen.

Bahan-bahan yang dikembangkan Sila akan memberikan komitmen elektrifikasi dari Daimler, karena Mercedes-Benz pada 2022 berencana memproduksi kendaraan yang seluruhnya bertenaga listrik.

Baca juga: BAIC China miliki 5 persen saham Daimler

Baca juga: Daimler tarik Mercedez GLK 220 sebanyak 60.000 di Jerman
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019