Denpasar (ANTARA News) - Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Wardiyatmo mengatakan, sudah saatnya membangun krisis center dalam upaya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kejadian di Indonesia. Pembentukan krisis center itu didasari dari pengalaman yang pernah terjadi di Indonesia, seperti peristiwa bom Bali dan penyakit flu burung, kata Sekjen Depbudpar, Wardiyatmo MSc di Kuta, Bali, Selasa. Ia seusai berbicara dalam "workshop on marketing and communication strategi - international and inter sectoral networking for tourism marketing" mengatakan, bisa terbentuk lembaga krisis center di Indonesia, semua informasi yang keluar melalui satu pintu. "Jadi semua informasi akan dilakukan satu pintu, dan orang yang memberikan keterangan terkait kejadian atau peristiwa tersebut adalah orang berkompeten dibidangnya," ucapnya. Wardiyatmo mengatakan, pihaknya memiliki konsep untuk membangun krisis center tersebut, termasuk juga dana yang akan diperlukan untuk mendukung perangkat sistem teknologinya. "Kami yakin krisis center berteknologi informasi melalui media cetak, elektronik dan internet akan lebih efektif dan efisien," ucapnya. Melalui media tersebut, apapun kejadian di Indonesia akan dapat disampaikan secara benar dan akurat dengan harapan dampaknya tidak akan mengganggu sektor lainnya. "Kejadian flu burung misalnya yang belakangan ini di tanah air, akibat informasinya yang tak lengkap, menyebabkan masyarakat menjadi resah, begitu juga turis asing ada yang menunda kunjungannya ke Bali," katanya. Maka dari itu nantinya peranan krisis center yang dibangun akan dapat memberi informasi secara lengkap yang didukung dengan data riil di lapangan. "Itu sudah jelas, karena yang mengelolanya adalah orang-orang yang berkompeten dibidangnya termasuk juga mereka yang menguasai informasi dan teknologi," kata Wardiyatmo menjelaskan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008