Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekjen DPP PKB Helmi Faisal Zaini menyatakan, penolakan Muhaimin Iskandar mundur dari jabatan ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) seperti yang diminta rapat gabungan DPP PKB, Rabu (26/3) malam, bukan berarti bermaksud melawan Ketua Umum Dewan Syura Abdurrahman Wahid (Gus Dur). "Muhaimin tak akan pernah melawan Gus Dur," kata Helmi kepada wartawan di Jakarta, Kamis, saat memberi keterangan pers bersama dua ketua DPP PKB yakni Abdul Kadir Karding dan Ahmad Ni`am Salim. Ketiganya merupakan peserta rapat gabungan tersebut. Menurut Helmi, ada beberapa alasan yang melatari sikap Muhaimin tersebut, antara lain putusan rapat yang meminta Muhaimin mundur tidak berdasar dan semata-mata ditujukan untuk menggusur ketua umum PKB hasil Muktamar Semarang tersebut. Dikatakannya, upaya menggusur Muhaimin tak lepas dari sepak terjang "anasir jahat" yang menyusup ke PKB melalui Sekjen Yenny Wahid yang bertujuan merusak partai yang kelahirannya dibidani organisasi Nahdlatul Ulama itu. "Teman-teman mengidentifikasi anasir jahat itu adalah Sigit Haryo Wibisono yang menyusup melalui Yenny. Anasir jahat itulah yang dilawan Muhaimin," katanya. Oleh pendukung Muhaimin, Sigit disinyalir berada di belakang pembekuan sejumlah kepengurusan PKB di tingkat wilayah dan cabang. Sementara itu Karding memaparkan bahwa rapat gabungan yang berujung meminta Muhaimin Iskandar mundur terkesan sudah diatur sedemikian rupa oleh Yenny yang didukung empat pengurus PKB lainnya yakni Hermawi F Taslim, Muslim Abdurrahman, Aris Junaidi, dan Ikhsan Abdullah. "Mereka yang menginginkan Muhaimin mundur dan mendorong dilaksanakannya voting. Bahkan mereka sudah menyiapkan segala sesuatunya, termasuk kertas dan kotak suara. Padahal, agenda awal rapat adalah mengukuhkan pengunduran diri Mahfud MD karena terpilih menjadi hakim Mahkamah Konstitusi," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008