Surabaya (ANTARA News) - Laman (situs/website) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) RI telah dibobol "hacker" (pengacak program komputer) mulai Rabu (26/3) pukul 23.00 WIB hingga Kamis (27/3) pukul 09.30 WIB. "Tampilan laman depkominfo.go.id itu diganggu dengan pesan tertulis yang cukup besar `buktikan UU ini dibuat bukan untuk menutupi kebodohan pemerintah, cihuyyyyyyyyy.....`," kata staf khusus Menkominfo, Sukemi, kepada ANTARA Surabaya per-telepon, Kamis. Namun, kata staf khusus Menkominfo bidang komunikasi media itu, tampilan laman Depkominfo sudah normal sejak pukul 09.30 WIB dan pihaknya juga sudah mengetahui hacker yang mengacak laman Depkominfo itu. "Tapi, pak Nuh (Menkominfo Prof Ir Mohammad Nuh DEA) bilang jangan melawan kekerasan dengan kekerasan, jangan melawan kejahatan dengan kejahatan, karena hanya akan menimbulkan balas dendam yang tak kunjung selesai. Doakan saja agar hacker itu sadar," katanya. Oleh karena itu, pihaknya akan terus maju, meski diganggu, karena kebaikan memang harus tetap ditegakkan, apalagi tindakan hacker itu tidak sampai mengacaukan laman Depkominfo yang sudah memiliki sistem sekuriti yang berlapis. "Kalau melihat pesan yang ditinggalkan, tampaknya hacker itu terganggu dengan UU ITE (Informatika dan Transaksi Elektronika), apalagi tanpa kita sadari ternyata UU ITE itu juga mengatur sanksi untuk pembuat laman-laman negatif (porno)," katanya. Menurut alumnus ITS Surabaya itu, Menkominfo sendiri sudah menyiapkan langkah-langkah untuk memblokir laman-laman porno dalam beberapa pekan terakhir dan kebetulan UU ITE juga mengaturnya, apalagi UU ITE juga sudah disahkan DPR RI pada 25 Maret 2008. "Kami sendiri tidak tahu kalau UU ITE juga mengatur soal laman-laman porno, karena itu mungkin hacker itu terganggu dengan rencana Menkominfo untuk memblokir laman porno yang secara kebetulan juga `nyambung` dengan UU ITE," katanya. Sebelumnya, Menkominfo Prof Ir Mohammad Nuh DEA menyatakan pemerintah akan memblokir situs porno mulai April dan diharapkan akan tuntas pada Mei mendatang. "Pengguna internet di Indonesia memang masih kecil dengan kisaran 25 juta orang, tapi Mei mendatang akan meroket, karena kami akan memberi fasilitas khusus untuk SMA/MA se-Indonesia," katanya usai menjadi khotib salat Jumat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (21/3).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008