Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan ekspor mobil utuh (CBU) akan naik sekitar 100 persen tahun ini menjadi 100 ribu unit. "Menggeliatnya pasar otomotif dunia, juga dinikmati Indonesia. Tahun ini kami perkirakan ekspor itu naik 100 persen," kata Sekjen Gaikindo, Freddy Sutrisno, di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan tahun lalu ekspor mobil CBU Indonesia mencapai sekitar 50 ribu unit dan tahun ini akan menembus angka sekitar 100 ribu unit. Peningkatan ekspor tersebut, lanjut dia, terdongkrak oleh meningkatnya permintaan mobil di dunia yang tahun lalu mencapai sekitar 62 juta unit dengan pertumbuhan terbesar di China. "Pada lima tahun lalu pasar mobil di China hanya sekitar dua juta unit, tapi tahun 2007 permintaan mobil di negara tersebut mencapai tujuh juta unit. Negara yang paling menikmati menggeliatnya permintaan mobil dunia adalah Thailand, di samping kita (Indonesia) juga," kata Freddy. Ia menyebut peningkatan ekspor mobil dari Indonesia juga tidak lepas dari kemampuan industri otomotif di Indonesia yang mampu bersaing di pasar dunia, karena sebagian besar produksi sekitar 50-60 persen diserap pasar lokal. Selain itu, lanjut dia, saat ini industri mobil di Indonesia telah memproduksi mobil sesuai standar global, terutama terkait emisi gas buang yang mencapai Euro II. Freddy memperkirakan ekspor mobil dari Indonesia akan terus meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah menciptakan "langit biru" sehingga standar emisi gas buang kendaraan yang beredar atau diproduksi di Indonesia juga harus rendah. "Kalau standar emisi gas buang di Indonesia semakin rendah, mengikuti Euro IV kelak, maka ekspor mobil dari Indonesia akan terus meningkat karena semakin mengikuti standar dunia," katanya. Ia memperkirakan pada 2016 ketika dilaksanakan emisi Euro IV di Indonesia, ekspor mobil dari Indonesia bisa mencapai ratusan ribu unit. Ketua Umum Gaikindo Bambang Trisulo menambahkan untuk mendukung berkembangnya industri otomotif di Indonesia tersebut, pemerintah harus segera membenahi infrastruktur, terutama menambah kapasitas pelabuhan mobil di Tanjung Priok yang saat ini hanya mencapai 350 ribu unit. "Dalam jangka pendek pemerintah harus memperbaiki fasilitas pelabuhan mobil di Tanjung Priok, yang pada hari tentu, seperti Selasa, terjadi kepadatan yang tinggi," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008