Yang pasti, harus ada kepastian untuk 'safety', standar pelayanan, serta tarifnya
Yogyakarta (ANTARA) - Berbagai alat transportasi yang ramah lingkungan akan terus diupayakan untuk mewarnai suasana kawasan Malioboro sebagai jantung wisata di Kota Yogyakarta, di antaranya sepeda hingga becak tenaga listrik.

“Seperti yang saya kendarai saat ini. Ini adalah prototipe becak bertenaga listrik. Selain itu, baru saja diluncurkan sepeda jenis baru untuk melengkapi layanan Jogja Bike,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, keberadaan alat transportasi ramah lingkungan tersebut juga akan mendukung uji coba kawasan Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian yang dilakukan tiap Selasa Wage. Selama uji coba berlangsung, tidak diperbolehkan ada kendaraan bermotor melintas di Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta, kecuali kendaraan fungsi tertentu.

Ia berharap prototipe becak bertenaga listrik tersebut dapat direalisasikan sebagai becak yang nantinya dapat digunakan secara massal oleh pengemudi becak yang ada di Kota Yogyakarta atau untuk menggantikan becak motor.

“Saya coba becak ini dari Kantor UPT Malioboro sampai Titik Nol Kilometer. Becak ini bisa dikayuh dan bisa juga bisa dikendarai dengan cara digas seperti sepeda motor,” katanya.

Peralihan becak motor ke becak berpenggerak alternatif tersebut akan berada di bawah koordinasi Dinas Perhubungan DIY.  ”Yang pasti, harus ada kepastian untuk safety, standar pelayanan, serta tarifnya,” katanya.

Saat ini, baru ada dua prototipe becak listrik yang dimiliki. Tiap becak mampu menempuh jarak sekitar 40 kilometer sekali jalan. Namun demikian, perlu ada perubahan regulasi mengenai spesifikasi becak yang diatur dalam peraturan daerah, karena belum mengatur tentang becak listrik, baru becak tradisional.

Di DIY diperkirakan ada sekitar 2.000 becak motor dan sekitar 5.000 becak kayuh yang beroperasi.

Selain becak, layanan sepeda wisata Jogja Bike di kawasan Malioboro juga semakin lengkap dengan tambahan sepeda jenis mountain bike, meskipun jumlahnya masih terbatas yaitu 10 unit. Sebelumnya, jenis sepeda yang ditawarkan adalah sepeda kayuh biasa atau sepeda onthel.

Komisaris Jogja Bike Triyanto mengatakan bahwa layanan Jogja Bike bukan semata-mata ditujukan untuk penambahan alat transportasi ramah lingkungan, tetapi lebih diutamakan untuk kebutuhan destinasi wisata di Malioboro.

“Jika ada istilah belum lengkap ke Yogyakarta jika belum ke Malioboro, maka ada tambahan lain yaitu belum lengkap ke Malioboro jika belum pakai Jogja Bike,” katanya.

Saat ini, ada sebanyak 275 sepeda onthel yang mendukung layanan Jogja Bike ditambah 10 sepeda gunung. “Daya jelajah sepeda gunung ini juga lebih panjang dibanding sepeda onthel,” katanya yang menyebut Jogja Bike diharapkan dapat menghubungkan wisata Malioboro dengan kampung-kampung wisata yang ada di sekitarnya.

Untuk bisa mengakses layanan Jogja Bike, masyarakat atau wisatawan perlu mengunduh aplikasi Ina Bike dan melakukan peminjaman sepeda. Tarif sewa sepeda adalah Rp5.000 per satu jam. Pembayaran bisa dilayani melalui aplikasi Link Aja atau tunai.

Saat layanan tersebut pertama kali diluncurkan dan belum berbayar, ada sekitar 400 hingga 500 trip sepeda setiap harinya. Namun, saat layanan sudah berbayar trip peminjaman sepeda turun menjadi 100 hingga 150 trip.

“Kami juga sudah memiliki sekitar 14.000 follower di Instagram dan aplikasi diunduh 40.000 kali,” katanya, yang ingin memperluas layanan tersebut hingga ke seluruh Indonesia.

Baca juga: PKL sisi barat Malioboro akan ditata saling membelakangi

Baca juga: Permasalahan uji coba semi pedestrian Malioboro dikaji dari dua sisi

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019