Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Taufiq Effendi berjanji akan mendukung usulan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Kuala Lumpur Tatang B Razak untuk menambah anggaran dan SDM di KBRI Kuala Lumpur guna melayani 1,5 juta WNI di Malaysia setelah melihat pelayanan WNI di KBRI. "Saya puas dan memuji pelayanan keimigrasian dan konsuler di KBRI Kuala Lumpur yang sangat nyaman, teratur, bersih. Oleh karena itu, saya akan mendukung penambahan anggaran dan SDM di sini," kata Menpan seusai melihat pelayanan KBRI Kuala Lumpur, Rabu. Menteri juga menengok penampungan para TKI yang sedang menghadapi masalah. Ia sempat berdialog dengan para TKI yang sedang makan siang didampingi Tatang B Razak. "Apa masalahmu?" tanya Menpan. "Gaji saya tidak dibayar, Pak," kata seorang PRT asal NTT. "Sudah berapa lama di penampungan sini," tanya Menteri. "Sudah satu bulan," katanya. "Ini luar biasa. Pelayanan keimigrasian dan konsuler yang semula cuma di garasi, panas, sumpek kini bisa dilakukan dalam ruangan yang besar, nyaman, adanya AC nya, bangku bagus, ada nomor urut sehingga tidak ada lagi yang bisa memotong antrian," katanya. Menpan Taufiq Effendi juga sangat puas dengan perubahan pengurusan paspor di KBRI. "Tahun lalu, pengurusan paspor bisa 41 hari, kemudian turun 14 hari, terus menjadi satu hari tetapi kini bisa hanya tiga jam saja. Ini peningkatan pelayanan yang luar biasa," katanya. Tatang menjelaskan, bahwa peningkatan pelayanan itu bisa dilakukan karena penambahan SDM dengan menggunakan para TKI yang sedang berada di penampungan dan berjuang menuntut keadilan. "Kami pilih yang baik, rajin misalnya Nirmala Bonat, untuk menjadi staf lokal. Daripada mereka cuma bengong-bengong di penampungan lebih baik dimanfaatkan," katanya. "Mereka kami gaji 500 ringgit per bulan (sekitar Rp1,3 juta per bulan) dan mereka sangat senang karena ada aktivitas dan menerima gaji," kata Tatang. Menpan Taufiq juga sangat mendukung upaya itu. Selain itu, sejak November 2007, ada peningkatan loket pelayanan imigrasi dari enam menjadi 19 loket sehingga mampu mempercepat pelayanan keimigrasian dan konsuler dari rata-rata 1.800 WNI per yang datang ke KBRI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008