Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan otomotif Jerman, PT Mercedes-Benz, meminta Pemerintah Indonesia agar membuka kemitraan ekonomi dengan Uni Eropa, sehingga produk otomotif Jerman itu di Indonesia bisa lebih kompetitif, terutama dengan produk otomotif Jepang. "Kita ingin Indonesia bisa membangun 'Economic Partnership Agremeent' (EPA/Perjanjian Kemitraan Ekonomi) dengan Jerman, sehingga iklim persaingan usaha produk Jerman khususnya Mercedes Benz dapat lebih kompetitif," kata Direktur Marketing PT Mercedes-Benz, Yuniadi H Hartono, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, mengingat Jerman merupakan salah satu negara yang tergabung dalam Uni Eropa, maka EPA tidak bisa langsung dilakukan antara Indonesia-Jerman melainkan Indonesia-Uni Eropa. "Itu merupakan kunci utama, agar kita dapat melakukan ekspansi lebih di Indonesia dan mampu bersaing dengan produk negara lain di sini," ujar Yuniadi. Bagaimana pun perkembangan mata uang Euro sangat tinggi saat ini hingga membuat produk-produk Jerman termasuk produk otomotif Mercedes Benz sulit berkompetisi termasuk di pasar Indonesia. "Karena itu, kami meminta Pemerintah Indonesia dapat memberikan perlindungan atau jaminan melalui jalinan kemitraan ekonomi dengan Uni Eropa hingga kita mampu berproduksi secara kompetitif," ucapnya. Terkait itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah akan mendukung usulan untuk menjalin kemitraan ekonomi dengan Uni Eropa hingga mampu mendorong pertumbuhan industri Mercedes Benz di Indonesia. "Apalagi Mercedes Benz kan bukan pemain baru, kita sudah beroperasi selama 38 tahun," ujar Jusuf Kalla seperti yang dikutip Yuniadi. Sebelumnya, CEO Mercedes Benz untuk Indonesia Rudi Borgenheimer mengatakan, pihaknya telah menetapkan Indonesia sebagai basis produksi bus untuk kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah dan Afrika. Ia mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan internal dengan pihak manajemen Mercedes Benz yang berkantor pusat di Stuttgart, Jerman. "Keputusannya kemungkinan dapat ditetapkan dalam enam bulan ke depan. Jika itu sudah ditetapkan secara pasti, maka dalam waktu dua sampai tiga tahun, pabrik kami yang sudah ada di Indonesia (di Kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor) akan dapat memulai produksi (untuk bus)," katanya. Untuk meningkatkan kapasitas produksi bus, Mercedes Benz di Indonesia hingga mencapai 9.000 unit dan mampu untuk memenuhi 3 pasar di tiga kawasan tersebut, pihaknya memerlukan investasi senilai 10 juta euro. Investasi sebesar itu akan digunakan untuk memperbaiki dan menambah mesin-mesin perakitan yang sudah ada di Indonesia. Selama ini, Mercedes Benz di Indonesia memproduksi rata-rata sekitar 600 unit bus dan 2.250 unit kendaraan pribadi per tahun. Terkait rencana penetapan Indonesia sebagai basis produksi bus untuk tiga kawasan, Mercedes Benz menetapkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia hingga mencapai 9.000 unit per tahun. "Kita yakin dengan rencana ini, karena kita sudah berpengalaman dan memiliki sejarah yang cukup baik dengan Indonesia. Di awal 1990-an kita telah mampu memproduksi 2.000 unit bus per tahun di Indonesia," kata Borgenheimer. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008