Jakarta (ANTARA News) - Para rektor dari 40 Perguruan Tinggi Negeri sepakat mengakhiri polemik dan tetap memberlakukan satu sistem dalam pelaksanaan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sehingga calon mahasiswa 2008/2009 terjamin mengikuti seleksi sesuai pilihan masing-masing. "Kami mengedepankan prinsip kebersamaan dan keadilan bagi anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sesuai pilihan masing-masing. Jadi kemudahan akses yang luas dan kesempatan yang sama tanpa memandang letak geografis dan tingkat ekonomi lulusan SMTA menjadi prioritas," kata Ketua Perhimpunan SPMB Asman Budi Santoso di Jakarta, Senin. Asman menjelaskan polemik SPMB dan UMPTN yang belakangan muncul kini selesai setelah 40 rektor PTN pada Minggu malam berkumpul dalam rapat umum luar biasa yang membahas seputar isu keluarnya 41 PTN dari keanggotaan Perhimpunan SPMB yang setiap tahun menggelar seleksi. "Pertemuan semalam telah menyepakati tidak ada lagi polemik mengenai SPMB atau UMPTN. Sudah final akan menggunakan sistem nasional seperti yang dulu-dulu, universitas tidak menyelenggarakan seleksi masuk sendiri-sendiri," ujarnya. Dengan adanya kesepakatan itu, pihaknya meminta masyarakat terutama calon mahasiswa tetap tenang karena SPMB tahun ajaran baru mendatang tetap dilaksanakan seperti dulu sehingga mahasiswa dari Aceh bisa mendaftar ke perguruan tinggi negeri di Yogyakarta dan di daerah manapun yang diinginkannya. Ia mengatakan, para rektor juga mempertimbangkan kalau tiap universitas mengadakan seleksi akan tidak hemat dari segi biaya dan waktu para calon mahasiswa harus menggunakan transportasi ke sana ke mari. Bayangkan ada 170 ribu sampai 200 ribu peserta," katanya. Jumlah PTN yang terhimpun dalam perhimpunan SPMB saat ini sebanyak 56 dan tidak ada satupun yang menyatakan diri keluar dari perhimpunan, katanya menanggapi polemik di surat kabar mengenai kisruh yang terjadi antar rektor PTN terkait masalah penerimaan mahasiswa baru. Ketika ditanya latar belakang perbedaan pendapat antara rektor tersebut, Asman enggan menjelaskan namun polemik ini bukan persoalan yang membuat para rektor harus terpecah. Sementara itu, pasca tercapainya kesepakatan antara 41 Rektor PTN, Perhimpunan SPMB dan Dirjen Dikti Depdiknas terkait mekanisme pengelolaan keuangan hasil pendaftaran calon mahasiswa baru, pelaksanaan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (dulu SPMB) tahun ini dipastikan sesuai jadwal, kata Dirjen Dikti Depdiknas, Fasli Djalal di Bandung, Senin. "Terkait seleksi masuk PTN itu sudah rampung, ada kesepakatan membentuk tim seleksi nasional. Maka jadwal pelaksanaan saringan masuk itu akan sesuai jadwal yang telah ada," katanya. Fasli mengatakan, hingga saat ini belum ada nama untuk seleksi nasional pengganti SPMB itu, namun itu tidak menjadi masalah karena mekanisme saringan masuk PTN sudah ada kesepakatan secara nasional. "Mungkin dalam seminggu atau dua minggu ke depan ada keputusan nama pengganti SPMB itu, termasuk SK dari Dirjen Dikti dan Dirjen Keuangan terkait nama baru pengganti saringan masuk PTN itu," katanya. Tidak ada perubahan mendasar dalam proses pendaftaran ke PTN, semua dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat jangan bingung karena tetap bisa dilakukan di daerah masing-masing, kata Fasli Djalal. Ia mengakui, sebelum ada kesepakatan bersama, masyarakat kebingungan menyusul pernyataan dari 41 Rektor PTN yang menyatakan keluar dari perhimpunan SPMB sehingga memunculkan wacana terdapat dua saluran saringan masuk PTN. Sementara itu Ketua Forum Rektor yang juga Rektor ITB Prof Dr Joko Santoso menyambut baik kesepakatan terkait saringan masuk perguruan tinggi negeri itu. "Sejak awal saya nggak setuju bila ada dua saluran saringan masuk perguruan tinggi negeri itu. Syukurlah ada penyelesaiannya, artinya semuanya tak ada permasalahan lagi," katanya. Mekanisme melalui SPMB itu adalah satu-satunya standar seleksi nasional yang sudah ada dan ada baiknya mengacu pada standar nasional itu, termasuk untuk menentukan standar penerimaan jalur khusus di PT masing-masing," kata Joko. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008