Bandung (ANTARA News) - Pasca tercapainya kesepakatan antara 41 Rektor PTN, Perhimpunan SPMB dan Dirjen Dikti Depdiknas terkait mekanisme pengelolaan keuangan hasil pendaftaran calon mahasiswa baru, pelaksanaan saringan masuk perguruan tinggi negeri tahun ini dipastikan berlangsung sesuai jadwal. Masyarakat tidak perlu bingung karena tidak ada perubahan mendasar, seleksi itu dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya, kecuali namanya diubah tidak lagi Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), kata Dirjen Dikti Depdiknas, Fasli Djalil, di Bandung, Senin. "Terkait saringan masuk PTN itu sudah rampung, ada kesepakatan membentuk tim seleksi nasional. Maka jadwal pelaksanaan saringan masuk itu akan sesuai `time schedule` yang telah ada," katanya. Fasli menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada nama untuk seleksi nasional pengganti SPMB itu, namun tidak menjadi masalah karena mekanisme saringan masuk PTN sudah ada kesepakatan secara nasional. "Mungkin dalam seminggu atau dua minggu ke depan ada keputusan nama pengganti SPMB itu, termasuk SK dari Dirjen Dikti dan Dirjen Keuangan terkait nama baru pengganti saringan masuk PTN itu," katanya. Dijelaskannya bahwa kesepakatan terkait seleksi masuk PT antara 41 Rektor PTN dan Perhimpunan SPMB itu tercapai beberapa hari lalu. Pada intinya seleksi nasional yang baru itu hanya mengubah mekanisme pengelolaan keuangan hasil pendaftaran calon mahasiswa baru menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). "Tidak ada perubahan mendasar dalam proses pendaftaran ke PTN, semua dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat jangan bingung karena tetap bisa dilakukan di daerah masing-masing," kata Fasli Djalil. Ia mengakui, sebelum ada kesepakatan bersama, masyarakat kebingunan menyusul pernyataan 41 Rektor PTN yang menyatakan keluar dari perhimpunan SPMB sehingga memunculkan wacana terdapat dua saluran saringan masuk PTN. "Semuanya sudah jelas, tidak ada perubahan. Calon mahasiswa diharap tetap fokus karena semuanya sudah terselesaikan. Tinggal menunggu nama pengganti SPBM saja," kata Fasli. Terkait keberadaan Perhimpunan SPMB, kata Fasli Djalil, pihaknya menyerahkan hal itu kepada para rektor PTN apakah masih perlu atau akan disempurnakan. "Itu tergantung keputusan dari para rektor saja," katanya. Sementara itu, Ketua Forum Rektor yang juga Rektor ITB, Prof. Dr. Joko Santoso menyambut baik adanya kesepakatan terkait saringan masuk perguruan tinggi negeri tersebut. "Sejak awal saya nggak setuju bila ada dua saluran saringan masuk perguruan tinggi negeri itu. Syukurlah ada penyelesaiannya, artinya semuanya tak ada permasalahan lagi," katanya. Ia menyatakan, tidak bisa ada dua saluran saringan masuk PTN karena menyangkut standarisasi saringan masuk PTN, dan hal itu direspon oleh PTN, Perhimpunan SPMB dan Dirjen Dikti. "Saringan masuk yang dulunya SPMB itu adalah satu-satunya standar seleksi nasional yang kita miliki. Mau tidak mau semuanya harus mengacu kepada standar nasional itu, termasuk untuk menentukan standar penerimaan jalur khusus di PT masing-masing," kata Joko. Menurut Joko, dalam seleksi mahasiswa jalur khusus, standar seleksi biasanya di atas standar seleksi nasional itu. "Untuk penerimaan jalur khusus biasanya di atas standar seleksi nasional yang ada, atau lebih sulit lagi," katanya. Menyikapi kesepakatan tentang dibentuknya tim seleksi nasional itu, Joko Santoso menyatakan masih menunggu proses selanjutnya. "Kesepakatan itu baru terjadi, biarkan mereka bekerja dulu. Saya kita tak masalah karena semuanya sudah jelas. Kecuali ada yang harus diluruskan, baru kami bertindak," kata Rektor ITB itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008