Jakarta (ANTARA News) - Calon Gubernur Bank Indonesia (BI), Raden Pardede, diuji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) selama kurang lebih enam jam oleh Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin. "Untuk saat ini kita selesai uji kelayakan dan kepatutan Raden Pardede," kata Ketua Komisi XI Awal Kusuma pukul 16.20 WIB di Gedung DPR Jakarta, mengakhiri acara yang digelar sejak pukul 10.15 WIB. Lamanya uji kelayakan untuk Raden, membuat giliran calon Gubernur BI lainnya, Agus Martowardojo yang dijadwalkan pada pukul 14.00 WIB ditunda menjadi, Selasa pukul 10.00 WIB. Dalam uji kelayakan tersebut, 23 anggota DPR memberikan berbagai pertanyaan kepada calon gubernur yang saat ini masih menjabat Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset. Raden Pardede dicecar sekitar lima puluh pertanyaan, mulai dari persoalan persoalan global dan pengendaliannya, hingga keyakinan dia terhadap uji kelayakan dan kepatutan yang saat ini sedang ia hadapi. "Keyakinan saya hanya berharap pada Tuhan Yang Maha Esa apakah ia memberikan itu atau tidak, kalaupun saya mungkin tidak terpilih saya sudah bersyukur karena telah berada di depan dewan yang terhormat untuk melakukan pemaparan," katanya ketika mau mengakhiri pemaparannya yang disambut tepuk tangan. Ketika anggota Komisi XI menanyakan mengenai masih minimnya pengalaman dia dalam bidang moneter, ia menjawab bahwa banyak gubernur bank sentral yang tidak mempunyai pengalaman sebelumnya dalam mengelola bank sentral. "Seperti Alan Greenspan, ia bukan berasal dari federal reserves (bank sentral AS). Dan banyak gubernur bank sentral berasal dari analis atau akademisi, tapi mereka bisa melaksanakan tugasnya," katanya. Ia juga menyatakan, dirinya berani untuk mengambil resiko bila hal yang diperjuangkan adalah benar. "Di dalam hidup saya, kalau melakukan yang benar tidak takut, dan sekarang ditantang memimpin BI dengan benar saya tidak takut," katanya menjawab pertanyaan bahwa selama dua periode ini dua gubernur BI selalu mendapatkan masalah hukum. Ia mengungkapkan, dirinya tidak bermain-main dengan apa yang diucapkannya. "Apa yang saya omongkan tidak sesuai dengan apa yang saya lakukan, maka terkutuklah saya," katanya. Dalam uji kelayakan dan kepatutan tersebut sempat terjadi mikrofon mati sehingga tertunda selama dua menit. Selain itu, uji kelayakan dan kepatutan sempat diskors untuk istirahat dan Sholat Dhuhur pada pukul 13.10 WIB. Visi Raden Raden Pardede dalam pemaparan mengatakan, visinya akan mewujudkan BI yang kredibel, terpercaya dengan independen yang akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan) dalam mengawal pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan global. "Visi di atas akan saya tuangkan melalui misi peningkatan kompetensi, profesionalisme, motivasi, dan akuntabilitas seluruh jajaran BI," katanya. Hal itu, menurut dia, agar kebijakan itu dapat merespon secara efektif terhadap dinamika ekonomi nasional dan internasional. "Selain itu melakukan sinergi bersama dengan pembuat kebijakan lainnya untuk menjaga stabilitas pem bangunan ekonomi, "katanya. Ia mengatakan, dalam kondisi perekonomian global yang tidak menentu saat ini, maka diperlukan sebuah kebijakan yang membuat kepercayaan pelaku ekonomi dan pasar meningkat. Ia menyatakan, perlu meningkatkan kewaspadaan global yang berdampak terhadap perekonomian domestik. "Krisis keuangan bisa terjadi kapan saja, katanya. Menurut dia, BI perlu memperlengkapi sistem peringatan dini yang handal sehingga bisa mendeteksi sejak dini, setiap ancaman krisis. Sehingga BI dapat mempersiapkan respon kebijakan yang cepat, katanya. Ia menambahkan, BI dan pemerintah serta lembaga keuangan lainnya melakukan pengujian serta stimulasi untuk merespon terjadi resiko pelarian modal. "Untuk itu perlu disusun suatu protokol krisis pengendalian keuangan,"katanya. Sementara itu, menanggapi uji kelayakan dan kepatutan Raden Pardede, Anggota Komisi XI Fraksi PAN Dradjad Wibowo mengatakan, ada dua hal yang akan mengganjalnya. "Pertama posisi dia terhadap kebijakan subsidi BBM, Raden menyebutnya sebagai bentuk subsidi yang tidak produktif, ini tentu menjadi ganjalan bagi kalangan DPR," katanya. Kedua, menurut dia karena pengalamannya. "Ini juga masih menjadi pertanyaan," katanya. Namun demikian, menurut dia, dalam uji kelayakan dan kepatutan tersebut Raden tampil dengan baik. Anggota Komisi XI Fraksi PDIP, Maruarar Sirait mengatakan, secara teoritis, penampilan Raden Pardede sangat baik. "Secara teoritis baik, tetapi kan nggak cukup teori," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008