Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil melantik delapan direksi baru PT Perusahaan Listrik Negara di antaranya Fahmi Mochtar sebagai Direktur Utama BUMN kelistrikan tersebut. "Harapan kami tentu mereka bisa bekerja cepat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi PLN dan masalah kelistrikan nasional. Pemerintah tentu akan mendukung segala yang bisa didukung," kata Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil di Jakarta, Senin, setelah melantik jajaran direksi PLN. Melalui Surat Keputusan nomor KEP-58/MBU/2008 tanggal 10 Maret 2008, Meneg BUMN memberhentikan dengan hormat anggota direksi yaitu Eddie Widiono Suwondho sebagai direktur utama, F. Parno Isworo sebagai direktur keuangan, Herman Darnel Ibrahim sebagai direktur transmisi dan distribusi, Sunggu Anwar Aritonang sebagai direktur niaga dan pelayanan pelanggan, Djuanda Nugraha Ibrahim sebagai direktur SDM dan organisasi, dan Fahmi Mochtar sebagai Plt. direktur Pembangkitan dan Energi primer. Meneg BUMN kemudian mengangkat direksi PT PLN yang baru sebagai berikut, yakni Fahmi Mochtar sebagai direktur utama, Rudiantara sebagai wakil direktur utama, Moch. Agung Nugroho sebagai direktur konstruksi strategis, Bambang Praptono sebagai direktur perencanaan dan teknologi, Murtaqi Samsudin sebagai direktur Jawa-Madura-Bali, Hariadi Sadono sebagai direktur luar Jawa-Madura-Bali, Supriadi sebagai direktur SDM dan Umum, Setio Anggoro Dewo sebagai direktur keuangan. "Intinya ini kan sebuah perjalanan yang berkelanjutan. Direktur lama telah melaksanakan pekerjaan yang bagus. Direktur baru tinggal melanjutkan saja," kata Sofyan. Menurut dia, bila ada sejumlah pekerjaan rumah yang dinilai masih kurang bagus tinggal direksi baru yang bertugas untuk memperbaikinya sesegera mungkin. Pembentukan direktur Jawa-Madura-Bali juga dinilai Menteri penting mengingat bisnis PLN 80 persen terpusat di Jawa, Madura, dan Bali. Sementara itu, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengatakan, pihaknya akan bertekad bekerja cepat dan strategis setelah perubahan organisasi yang terjadi. "Kami akan mencoba membuat organisasi satu level di bawah direksi sehingga ini diharapkan bisa menjalankan fungsinya sesuai dengan harapan pemerintah," katanya. Ia menyadari bahwa krisis listrik yang terjadi di sejumlah tempat akhir-akhir ini merupakan tugas PLN untuk segera diatasi. "Kita juga mengetahui saat ini subsidi yang diplot di PLN mendekati hampir Rp60 triliun, jadi di samping mengatur atau menyusun kembali organisasi kami juga akan merevisi RKAP 2008 karena beberapa asumsi telah mengalami perubahan," katanya. Pihaknya juga akan mempercepat proyek pembangunan pembangkit 10 ribu Mega Watt untuk mengurangi penggunaan BBM, yang akan dilakukan dengan cara mempercepat masuknya gas pembangkit-pembangkit PLN yang selama ini memang dirancang untuk menggunakan gas. Sementara itu, mantan Dirut PLN Eddie Widiono mengatakan, bila melihat komposisi jajaran direksi yang baru memiliki potensi kinerja yang baik. "Tinggal sekarang bagaimana mereka menjalin kekompakan dan memanfaatkan pengalaman masing-masing," katanya. Ia mengatakan, sebagian besar direktur terpilih memiliki latar belakang pernah menjadi pimpinan setingkat general manajer sehingga pengalaman lapangan diharapkan memadai untuk memimpin PLN. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008