Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Arief Mudatsir Mandan, menyatakan Dewan sangat konsiten dalam mendukung pengembangan Perum LKBN ANTARA yang sedang melaksanakan visi dan misinya menjadi kantor berita terkemuka di kawasan Asia Pasifik. Ia mengatakan itu menanggapi pemaparan Direktur Utama Perum LKBN ANTARA, Akhmad Mukhlis Yusuf, di depan forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR dengan jajaran Direksi maupun Dewan Pengawas ANTARA, di ruang komisi, kompleks DPR, Senayan, Jakarta. Arief Mudatsir Mandan yang didampingi Ketua Komisi I DPR, Theo Sambuaga (Fraksi Partai Golkar) dan Wakil Ketua Komisi I DPR lainnya, Yusron Ihza Mahendra (Fraksi Partai Bulan Bintang), juga menyatakan Dewan sangat menaruh harapan besar bagi Perum LKBN ANTARA sebagai 'media brand state' dari Indonesia. "Kami juga mendapat laporan, bahwa beberapa waktu lalu telah berlangsung sebuah rapat kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono, red , khusus membahas masalah-masalah di seputar pengembangan Perum LKBN ANTARA, sebagai media milik negara yang kredibel. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa," ujarnya. DPR pun, menurut Arief, amat berkepentingan bagi pemberdayaan dan peningkatan kualitas ANTARA, baik itu dalam hal aset sumber daya manusianya, maupun teknologi. "Dalam rangka kompetisi informasi global, kita harus memperkuat posisi Perum LKBN ANTARA sebagai 'PR' (public relations, red) negara, sekaligus yang menyuarakan hati nurani rakyat Indonesia secara benar, imbang serta berkiprah terus dalam upaya mencerdaskan kehidupan rakyat," katanya lagi. Kiat khusus Dalam kaitan itu, Arief Mudatsir Mandan sepakat untuk memberikan dukungan kepada ANTARA, terutama dalam upayanya melaksanakan visi serta misinya tadi. "Tentu di sini butuh `supporting` (dukungan, red) dalam aspek finansial serta sumber daya bermutu. Kami sepakat untuk meyakinkan Pemerintah, bahwa LKBN ANTARA pantas untuk mendapatkan dana 'Public Service Obligations' (PSO) sebagaimana telah dibahas sebelumnya," ujarnya. Beberapa anggota komisi lainnya, seperti Dedy Djamaluddin Malik (Fraksi Partai Amanat Nasional ), Andreas H. Pareira (Fraksi PDI Perjuangan) dan Tosari Widaja (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan) juga memberikan dukungan atas upaya pemberdayaan serta peningkatan ANTARA. "Harapan begitu besar terhadap ANTARA. Tetapi, jika tidak kita dukung dengan sepenuhnya, ibarat tentara tanpa senjata, tentu tak akan mampu diandalkan bertarung di kompetisi media global," kata Andreas Pareira. Sementara itu, Dedy Djamaluddin Malik menyatakan, soal peningkatan anggaran bagi pengembangan ANTARA agar dapat berposisi lebih kompetitif, Komisi I DPR tak pernah akan mundur. "Kami bukan saja mengharapkan, malah akan ikut berjuang, agar anggaran yang diperlukan Perum LKBN ANTARA guna menjalankan visi barunya ke depan, dapat terpenuhi," katanya. Meski demikian, Dedy Djamaluddin Malik mengingatkan, saat ini memang ada realitas yang dihadapi berupa kendala anggaran belanja negara. "Posisinya memang sedang sulit, makanya ada pemotongan 15 persen anggaran di tiap departemen. Tetapi, tentu ada kiat khusus yang bisa dilakukan, demi mengamankan Perum LKBN ANTARA," kata anggota legislatif yang juga bertugas di Panitia Anggaran DPR ini. Dedy Djamaluddin Malik menyatakan dengan nada meyakinkan, untuk pengembangan ANTARA, sebetulnya momentumnya harus sekarang, di tengah situasi global maupun nasional yang memang tengah dilanda 'boom' informasi. "Masyarakat informasi sedang tumbuh dengan dahsyatnya. Ini merupakan peluang besar. Dan karena itu, sekali lagi, Komisi I DPR akan terus berbuat yang maksimal demi penguatan, pemberdayaan serta peningkatan Perum LKBN ANTARA, termasuk dalam hal pengadaan dukungan finansial," tandas Dedy Djamaluddin Malik. (*)

Copyright © ANTARA 2008