Washington (ANTARA News) - Tak hanya di angkasa, di dunia maya pun Amerika ketar-ketir atas kemajuan teknologi China. Negeri Tirai Bambu itu dilaporkan tengah mengembangkan senjata pelumpuh satelit dan virus perusak jaringan komputer. Laporan Pentagon kepada Kongres pada Senin lalu mengungkapkan sejumlah serangan pada jaringan komputer dunia, termasuk milik pemerintah AS, dalam beberapa tahun terakhir diperkirakan berasal dari China. Beijing sudah tentu membantah. Para pejabatnya mengatakan laporan itu secara tidak adil telah menggambarkan China sebagai ancaman militer pada saat negeri itu berkomitmen untuk perdamaian. Menurut David Sedney, ahli masalah China terkemuka di Pentagon, Washington seringkali mengeluhkan sikap China yang tidak terbuka dalam menjelaskan motivasi peningkatan anggaran untuk memodernisasi militernya. "Hal terpenting yang perlu dicermati adalah fakta bahwa kita tidak memiliki pemahaman atas maksud-maksud China," kata Sedney, deputi asisten Menhan AS untuk Asia Timur, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Inilah yang menimbulkan ketidakpastian." Luar Angkasa dan Dunia Maya Sedney mengatakan aktivitas China, baik di luar angkasa maupun di dunia maya, adalah hal yang perlu diwaspadai. "China tengah mengembangkan program multi-dimensi yang membatasi atau mencegah digunakannya peralatan luar angkasa dalam masa-masa krisis atau konflik," ungkap laporan tersebut. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) ditengarai telah menciptakan sejumlah senjata dan "pengacau" satelit musuh di luar angkasa. PLA juga dilaporkan sedang mengembangkan senjata luar angkasa berenergi kinetik, laser dan gelombang mikro berkekuatan tinggi, serta sinar partikel. Diduga China telah menghancurkan satelit cuaca miliknya yang rusak dalam sebuah ujicoba pada bulan Januari 2007. "Kami pernah meminta China untuk duduk bersama dan berbicara tentang ujicoba tersebut, tapi mereka tidak mau," kata Sedney. Amerika bulan lalu menghancurkan satelit miliknya yang rusak dengan sebuah rudal dari sebuah kapal AL. Pentagon mengatakan hal itu dilakukan semata-mata agar satelit tersebut tidak jatuh di sembarang tempat dan membahayakan jiwa manusia. Laporan bertajuk "Cyberwarfare Capabilities" itu juga memaparkan bahwa sejumlah penyusupan yang diduga berasal dari China pada jaringan komputer menggunakan "kemampuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk menyerang." Memang belum dapat dibuktikan apakah penyusupan itu dilakukan atau didukung oleh militer China, tetapi "mengembangkan kemampuan dalam kancah peperangan di dunia maya sejalan dengan dokumen-dokumen resmi PLA." Pada Maret tahun lalu, China mengumumkan kenaikan 17.8 persen anggaran militernya hingga 350.92 milyar yuan atau sekitar 45 milyar dolar AS untuk tahun 2007. Namun Pentagon mengatakan angka sebenarnya bisa mencapai 97-139 milyar dolar. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2008