...kalau di sini tidak ada masalah, karena pada saat akan menanam, saluran irigasi akan dibuka
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menjelang puncak musim kemarau yang diperkirakan jatuh pada Agustus 2019, para petani khususnya di wilayah Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, tengah memanen hasil padi dengan kualitas cukup baik.

Salah seorang petani di Desa Sambigede Kabupaten Malang Kasiyono (60) mengatakan bahwa pada musim kemarau saat ini sudah tiga bulan tidak turun hujan. Namun pasokan air masih didapatkan dari Sungai Molek, dan proses penanaman padi tetap bisa dilakukan.

"Sudah tidak hujan selama tiga bulan, tapi kalau di sini tidak ada masalah, karena pada saat akan menanam, saluran irigasi akan dibuka," kata Kasiyono, di Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Rabu.

Puncak musim kemarau pada 2019 diperkirakan jatuh pada Agustus 2019 dan diperkirakan curah hujan pada Juli-September lebih rendah, sehingga potensi kekeringan masih terjadi hingga September.

Menurut Kasiyono, salah satu area persawahan yang sudah dipanen beberapa waktu lalu, saat ini sudah siap untuk ditanami kembali. Dari awal proses panen hingga pembasahan lahan, dibutuhkan waktu kira-kira 15 hari.

"Seperti lahan di sisi barat itu, setelah saya panen, kira-kira 15 hari, pengairan dibuka. Sekarang sudah siap untuk ditanami kembali," ujar Kasiyono.

Berdasarkan pantauan Antara, di beberapa wilayah seperti Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Sumberpucung, dan Kecamatan Kepanjen, areal persawahan sudah mulai memasuki masa panen, bahkan sudah ada lahan yang ditanami kembali.

Pemerintah Kabupaten Malang beberapa waktu lalu menyatakan meskipun saat ini hampir memasuki puncak musim kemarau, produksi tanaman pangan dalam kondisi aman dan belum ada laporan terkait adanya kekeringan lahan.

Sumber air saat ini dilaporkan masih dalam kondisi baik dan mampu memasok air untuk kebutuhan tanaman pangan yang ada. Untuk tanaman padi, luas lahan yang dipasok dari jaringan irigasi tercatat seluas 45.880 hektare.

Selain itu, untuk para petani yang mengolah areal persawahan tadah hujan atau yang bergantung dari air hujan untuk menanam padi, melakukan pengaturan pola tanam, sehingga tidak ada kerugian yang disebabkan gagal panen.

Berdasarkan hasil pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, ada kurang lebih sebanyak 566 desa di wilayah Jawa Timur yang berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau 2019.

Sebanyak 566 desa tersebut tersebar di 180 kecamatan yang ada di 24 kabupaten kota, diantaranta di Kabupaten Sampang sebanyak 67 desa, Kabupaten Tuban 55 desa, serta Kabupaten Pacitan, Ngawi, dan Lamongan sebanyak 45 desa.

Baca juga: Kementan: Musim kemarau saatnya optimalisasi lahan rawa

Baca juga: Kementerian Pertanian minta penjual benih padi ilegal ditangkap


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019