Semarang (ANTARA News) - Arus lalu lintas di jalur pantai utara (pantura) wilayah timur hingga Rabu (20/2) masih tetap lumpuh akibat banjir yang menggenangi ruas jalan dari Pati-Rembang sejauh 20 km. Antrean panjang kendaraan bermotor, terutama truk dari titik kemacetan Widorokandang (Kabupaten Pati) sampai Kaliori (Kabupaten Rembang) yang mencapai sejauh 20 km hingga saat ini masih terjadi. Dirjen Perhubungan Darat (Hubdar) Departemen Perhubungan, Abubakar Iskandar, dalam pemantauan kemacetan, Rabu, mengakui arus lalu lintas tidak bisa optimal terkait banjir dan rusaknya jalan. Meski demikian, jika dalam beberapa hari mendatang tidak turun hujan kemungkinan besar lalu lintas bisa lancar kembali. "Kita berharap dengan tidak turunnya hujan maka banjir cepat surut sehingga arus ekonomi bisa kembali berjalan," katanya saat berada di Lanumad Ahmad Yani Semarang usai melakukan pemantauan melalui udara. Ia mengatakan, langkah yang saat ini sudah diambil adalah berkoordinasi dengan Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (DPU) untuk segera melakukan perbaikan jalan rusak dengan cara darurat mengisi lubang jalan menggunakan pasir dan kerikil. Arus lalu lintas mulai dari Pati-Rembang terlihat masih lumpuh. Antrean panjang kendaraan berat terjadi di kedua lajur, dari arah barat (Pati) maupun dari timur (Rembang). Ada dua titik banjir yang relatif tinggi sekitar 60-95 cm. Simpul kemacetan terparah berada di Jalan Raya Pati sampai Juwana dengan tinggi banjir mencapai 90 cm. Antrean kendaraan dari arah Semarang terlihat mulai Pati-Kaliori, Rembang. Sedangkan dari arah Surabaya kemacetan terjadi di Rembang-Juwana. Ratusan truk hampir tidak bergerak. Ia mengatakan, DPU ke depan sudah mengambil langkah agar kejadian banjir yang sering melanda jalur Pati-Rembang tidak terulang lagi dengan meninggikan ruas jalan. "Kita minta peninggian jalan bisa dilakukan tahun ini, mengingat jalur pantura sangat penting bagi pengiriman barang lewat darat," katanya. "Kita juga tengah memikirkan untuk mengatasi tingkat kejenuhan transportasi melalui jalur darat agar bisa dikurangi. Apalagi ancaman banjir bisa melumpuhkan transportasi darat. Alternatif yang bisa dilakukan melalui pengoptimalan jalur KA dan kapal laut," katanya. Pada masa depan, katanya, kapal laut merupakan pilihan utama untuk mengurangai ketergantungan pada jalur darat. Namun untuk mewujudkan hal itu perlu dibangun empat pelabuhan dengan jarak pendek agar pengiriman barang tetap bisa berjalan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008