Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia, Rabu, setelah perusahaan minyak Venezuela, PDVSA, mengatakan telah menghentikan pasokan minyaknya ke perusahaan energi Amerika Serikat (AS), ExxonMobil. Pada perdagangan pagi, kontrak minyak utama di bursa New York, light sweet untuk pengiriman Maret, naik 25 sen menjadi 93,03 dolar AS per barel. Kontrak minyak sempat turun 81 sen menjadi 92,78 dolar per barel selama perdagangan di lantai bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX), Selasa. Minyak Brent Laut Utara untuk pengiriman Maret naik 30 sen menjadi 93,16 dolar per barel setelah sempat berada di harga 92,86 dolar di London, Selasa. Langkah Venezuela muncul setelah ExxonMobil, perusahaan energi terbesar di dunia, mendapat perintah pengadilan internasional untuk membekukan aset-aset BUMN perminyakan Venezuela, Petroleos de Venezuela (PDVSA), senilai 12 miliar dolar AS. Perintah pengadilan itu dikeluarkan sebagai bagian upaya hukum ExxonMobil ke arbitrase internasional guna mendapatkan kompensasi atas kebijakan pemerintah Venezuela melakukan nasionalisasi di sejumlah lapangan minyak penting Exxon di Orinoco basin. "Langkah tersebut tidak terlalu mengejutkan sehingga tidak akan mempengaruhi harga," kata Steve Rowles, analis di sekuritas CFC Seymour di Hongkong, kepada Thomson Financial. Penghentian pasokan minyak akan mendorong kenaikan harga untuk sementara waktu, kata Rowles. Pasar minyak Venezuela akan mengalami kerugian lebih banyak atas penghentian pasokan minyaknya ke AS, katanya. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan minyak Venezuela itu mengatakan, "agresi yuridis-ekonomi" oleh Exxonmobil sebagai alasan untuk aksinya itu, dinilai sebagai langkah "pembalasan". Harga minyak pada Senin, naik setelah pada akhir pekan, muncul berbagai ancaman dari Presiden Venezuela, Hugo Chavez, untuk memotong pasokan minyak ke Amerika Serikat. Pasar juga menantikan laporan stok minyak mentah AS yang dijadwalkan keluar pada Rabu ini. Para pedagang memperkirakan, terjadi kenaikan kembali pada stok minyak mentah. AS memulai periode penambahan cadangan minyaknya, yang sejak bulan lalu dirundung kekhawatiran akan terjadinya gangguan pasokan energi, khususnya selama musim dingin di belahan bumi utara. "Kenaikan dalam stok kali ini, hanya merupakan siklus tahunan," kata Rowles. Namun pasar masih diliputi kekhawatiran atas resiko politik dan suplai serta sinyal pelambatan pertumbuhan ekonomi di AS yang bisa menurunkan permintaan minyak. "Ketidapastian geopolitik dan potensi gangguan pasokan telah mendorong kenaikan harga minyak, yang sementara ini bisa menyisihkan kecemasan terjadinya penurunan proyeksi ekonomi," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global. (*)

Copyright © ANTARA 2008