Denpasar (ANTARA News) - Kapolda Bali Irjen Pol Paulus Purwoko mengatakan, ledakan yang muncul pada garasi mobil sebuah perusahaan perjalanan wisata di Gang XVII Jalan Gatot Subroto I, Denpasar, diduga berasal dari mencon jenis mekanik. "Itu ledakan timbul dari mercon mekanik yang sama sekali bukan berasal dari barang atau bom yang biasa dirakit kawanan teroris," kata Kapolda usai meninjau tempat kejadian, Selasa sore. Ia mengungkapkan, dugaan tersebut dikaitkan dengan beberapa jenis benda yang ditemukan di tempat kejadian, antara lain berupa pecahan pipa paralon sebesar ibu jari orang dewasa dan serbuk bahan kimia tertentu yang sudah bercampur debu. Kapolda belum dapat menyebutkan jenis bahan kimia dimaksud sehubungan masih dalam penelitian secara laboratorium pada Labfor Polri Cabang Denpasar. Namun demikian, ada dugaan serbuk tersebut sebagai bahan peledak mercon yang diisikan ke dalam pipa paralon. Irjen Purwoko mengatakan, ledakan yang terjadi tidak begitu besar, terbukti di lokasi kejadian hanya sempat timbul kubangan dengan garis tengah 7 cm dan berkedalaman 1,5 cm. Melihat itu, Kapolda menilai ledakan tidak ditimbulkan oleh bom yang biasa dirakit oleh kawanan teroris. "Itu bukan bom teroris, melainkan mercon mekanik yang dibuat dengan sangat sederhana," ucapnya, menjelaskan. Mengenai motif peledakan, Kapolda menduga masalah internal di lingkungan perusahaan "travel" milik Ida Bagus Sudirga. "Saya menduga itu masalah internal. Ya...mungkin juga persaingan bisnis," katanya, menambahkan. Diperoleh keterangan, ledakan cukup keras yang muncul Selasa dinihari sekitar pukul 00.15 Wita itu tidak tercatat menelan korban jiwa terkecuali dua unit mobil "travel" rusak bagian depan dan belakangnya, serta bagian ban yang kempes. Di samping itu, material ledakan juga sempat menyambar bagian atap garasi dan rumah tinggal yang ada di samping tempat kejadian hingga bagian gentengnya pecah. Lokasi ledakan yang bersebelahan dengan Studio Radio Menara dan FBI FM itu, sempat menjadi tontonan orang banyak yang datang dari sejumlah daerah di Denpasar. Melihat itu, petugas tampak sibuk menghalau mereka guna mencegah timbulnya kemacetan arus lalulintas.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008